KEPALA Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan (DKP2KH) Provinsi Kepri, Rika Azmi, menyebutkan sebanyak 15 ekor sapi di Kota Batam, dinyatakan terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Rika mengatakan, temuan tersebut berdasarkan hasil uji tes yang dikirim ke Balai Veteriner (Bavet) Bukittinggi pada 3 Juli 2022 lalu.
“Dengan keluarnya hasil uji tes dari Bavet Bukittinggi, dinyatakan ada 15 ekor sapi yang terserang PMK,” kata Rika di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Rabu (6/7/2022).
Rika menyatakan sapi terkena PMK tersebut didatangkan dari luar Provinsi Kepri, yaitu Lampung Tengah. Ia menyampaikan kondisi sapi itu sekarang sudah membaik, karena sudah diberikan perlakuan pemberian vitamin ecoenzim dan jamu.
“Kami telah melakukan langkah antisipasi agar jangan sampai sapi terinfeksi PMK itu menular ke hewan ternak lain,” ujarnya.
Sesuai arahan Satgas PMK, lanjutnya, kabupaten/kota di wilayah Kepri tidak boleh mendatangkan hewan maupun produk hewan dari daerah zona merah, khususnya Batam. “Lalu lintas hewan kurban dari wilayah Batam dilarang,” imbuhnya.
Selain itu, Satgas PMK juga meminta kabupaten/kota melakukan isolasi terhadap hewan-hewan ternak yang sakit dan terduga sakit.
Kemudian, lanjut Rika, menangani hewan ternak sakit dengan pemberian vitamin dan pendukung lainnya sebagai upaya penanganan dan pengendalian wabah PMK.
“Lakukan desinfektan secara berkala pada kandang hingga hewan ternak, seperti sapi dan kambing,” katanya menegaskan.
(*)
Gowest.id