PERJALANAN ibadah puasa Ramadhan 1444 hijriyah kini sudah masuk pertengahan jalan. Salasatu ciri masuknya ke masa pertengahan bulan Ramadhan adalah dimulainya adanya bacaan doa Qunut saat ibadah sholat witir.
Doa qunut biasa dibacakan oleh imam saat sholat witir dalam rangkaian sholat tarawih di pertengahan Ramadhan. Ada beberapa dalil yang menjelaskan hal ini.
Doa qunut saat witir setelah sholat tarawih tidak dibacakan pada malam-malam awal Ramadan. Ada banyak dalil yang bisa dijadikan sebagai dasar pembacaan doa qunut ini.
Hukum Membaca Doa Qunut Saat Sholat Witir
DILANSIR dari laman NU Online, Kamis (6/4) amalan ini disebutkan melalui atsar atau perkataan sahabat Nabi berikut:
1. Hadits Riwayat Abu Dawud
أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود
Artinya, “Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya).” (HR. Abu Dawud).
2. Imam asy-Syafii
Berikutnya, dijelaskan pula di dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal Atsar (4/44) dengan mengutip pendapat Imam asy-Syafii yang mengatakan bahwa pada separuh terakhir Ramadhan umat Muslim membaca doa Qunut. Hal ini pernah dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’adza al-Qari.
قال الشافعي: ويقنتون في الوتر في النصف الآخر من رمضان، وكذلك كان يفعل ابن عمر، ومعاذ القاري
Artinya, “Mereka berqunut di dalam shalat Witir pada pertengahan akhir bulan Ramadan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu ‘Umar dan Mu’adz al-Qari.”
3. Imam an-Nawawi
Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar (67) menegaskan hal serupa. Menurut an-Nawawi, ulama kalangan madzhab Syafii menganjurkan pembacaan doa Qunut pada separuh terakhir di bulan Ramadhan. Selain itu, dia juga memaparkan beberapa versi anjuran ini. Akan tetapi, pendapat yang paling kuat menurutnya adalah Qunut dibaca pada separuh terakhir Ramadan.
ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل
Artinya: “Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafiiyyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan Qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadhan.”
Mengutip buku Ramadan Bersama Rasul: Panduan Ibadah di Bulan Suci Ramadan oleh Alvian Iqbal Zahasfan, dijelaskan bahwa ada perbedaan pendapat tentang membaca doa qunut saat sholat witir dari imam mazhab.
Pertama, Imam Abu Hanifah berpendapat wajib hukumnya qunut witir sebelum rukuk sepanjang tahun. Sementara menurut kedua muridnya, Abu Yusuf (w. 182 H) dan Muhammad Asy-Syaibani (w. 189 H), hukumnya sunnah.
Kedua, menurut pendapat Malikiyah yang masyhur hukumnya adalah makruh, tetapi dalam satu riwayat di kitab Al-Muwatha’ disebutkan bahwa Imam Malik ber-qunut di separuh terakhir Ramadan (sebelum rukuk). Pada praktiknya, mayoritas Malikiyah di Maroko tidak qunut di separuh Ramadan.
Ketiga, pendapat Syafiiyah yang paling unggul hukumnya adalah mustahab (sunnah) khususnya qunut witir di separuh terakhir Ramadan (setelah rukuk). Sebagian Syafiiyah menilai tidak ada qunut di bulan Ramadan.
Keempat, Al-Hanabilah berpendapat hukumnya sunnah sepanjang tahun setelah rukuk.
Kelima, menurut Imam Thowus, qunut witir adalah bid’ah.
Wallahu ‘alam. (*)
Sumber : detikhikmah