Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Kasus Pengeroyokan DJ Perempuan di Batam Berlanjut ke Pengadilan
    8 jam lalu
    Kejaksaan Negeri Batam Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi PSU
    9 jam lalu
    Dinas Kesehatan Batam Tindak Lanjuti Kasus Meninggalnya Anak Usai Ditolak Rawat Inap
    9 jam lalu
    Dorong Kerjasama Danantara dan Temasek, Prabowo Berharap Bisa Membantu Pengembangan KEK BBK
    12 jam lalu
    Anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di RSUD Embung Fatimah, Berikut Penjelasan Pihak RSUD
    14 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Pemko Batam Janji Selesaikan Legalitas Kampung Tua
    2 hari lalu
    Pembangunan Sekolah Luar Biasa di Batam Dimulai Tahun Ini
    3 hari lalu
    Pendaftaran PPDB SD di Batam Sudah Capai 10.774 Akun
    3 hari lalu
    Bahas SPMB 2025/2026, DPRD Batam Khawatir Kuota Terbatas di Sekolah Negeri
    6 hari lalu
    Samurai Biru Jepang Superior, Gasak Timnas Garuda 6 Gol Tanpa Balas
    7 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Combol (Tjombol)
    2 minggu lalu
    Pulau Basing, Tanjungpinang
    3 minggu lalu
    Tari Persembahan: Simbol Kehormatan dalam Budaya Melayu
    3 minggu lalu
    Pulau Pemping, Batam
    3 minggu lalu
    Firman Eddy (Bupati Ke-5 Kepulauan Riau)
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    6 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    6 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
    “Monumen Iwo Jima”
    11 bulan lalu
    #Full “Berkah Qurban di Kandangberkah.id ” | NGOBROL EVERYWHERE ❗
    1 tahun lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Indonesia Hadapi Darurat Petani, Pemerintah Luncurkan “Petani Milenial” Bergaji Besar
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2024 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
BenarNews.org

Indonesia Hadapi Darurat Petani, Pemerintah Luncurkan “Petani Milenial” Bergaji Besar

Admin
Editor Admin 7 bulan lalu 455 disimak
Sebar
Sebuah foto udara menunjukkan seorang petani menyemprotkan pupuk ke atas sawah di Lhoknga, Aceh, pada 28 November 2024. © F. Chaideer Mahyuddin / AFPDisediakan oleh GoWest.ID
356
SEBARAN
ShareTweetTelegram

INDONESIA sedang menghadapi krisis pertanian. Petani semakin menua, sementara kaum muda enggan mengambil alih akibat stigma yang masih melekat bahwa pertanian adalah pekerjaan kotor dan berbayaran rendah.


UNTUK mengatasi hal ini, pemerintah meluncurkan program “Petani Milenial” yang bertujuan menarik perhatian generasi muda untuk kembali ke ladang dengan janji lahan, peralatan, dan pendapatan minimal Rp10 juta per bulan.

Namun, kalangan petani dan ahli meragukan program ini, mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan janjinya serta keberhasilan dalam merekrut individu yang tepat.

Didik Purwanto, petani berusia 40 tahun yang kembali ke dunia pertanian setelah kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19, mengaku kesulitan untuk mendaftar program Petani Milenial karena lokasi dia di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tidak tercakup program.

“Siapa sih yang tidak tergiur sama uang Rp10 juta, kami ingin tahu programnya. Apakah kita diberikan peralatan modern dan canggih, atau hanya mengolah dan merawat lahan pemerintah,” kata Didik kepada BenarNews.

“Jika masih konvensional saya kok ragu petani muda bakalan mau. Karena kerjaannya berat lho. Anak muda jaman sekarang disuruh nyangkul, bajak dan nyemplung ke sawah pasti tidak mau,” kata dia.

Kesenjangan antara visi pemerintah dan kenyataan di lapangan menjadi tantangan yang dihadapi sektor pertanian Indonesia.

Banyak petani muda, seperti Didik, yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidup, meragukan apakah program Petani Milenial benar-benar menarik seperti yang dijanjikan.

Banyak kalangan di komunitas pertanian berpendapat bahwa meskipun program pemerintah memiliki niat baik, sering kali program tersebut tidak tepat sasaran dalam mengatasi tantangan mendalam yang membuat pertanian menjadi profesi yang tidak menarik.

Tantangan tersebut meliputi risiko finansial, pendapatan yang tidak stabil, dan kerja keras yang melelahkan dalam bertani tradisional, yang tidak ingin dijalani oleh generasi muda, meskipun dengan adanya teknologi modern.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman tetap optimistis, dengan menyatakan bahwa lebih dari 20.000 anak muda telah mendaftar untuk program ini.

“Ada bonus demografi 52%, ada sumber daya alam melimpah, ada teknologi buatan anak bangsa, dan milenial ini tidak mungkin dia ikut, tidak mungkin mau terlibat, kalau tidak menguntungkan,” kata Amran bulan lalu.

Program ini membagi hasil pertanian dengan sistem 70-30, di mana 70% keuntungan diberikan kepada petani dan 30% kepada pemilik lahan, katanya.

Kementerian Pertanian telah merekrut 3.000 petani milenial yang aktif terlibat dalam persiapan lahan dan produksi pertanian, dengan tujuan meningkatkan partisipasi menjadi 50.000 orang untuk mengolah 3 juta hektare lahan di seluruh Indonesia, tambahnya.

Entang Sastraatmadja, ketua Asosiasi Petani Indonesia, mengungkapkan keraguan bahwa anak muda benar-benar tertarik pada dunia pertanian, mengatakan bahwa banyak peserta program petani milenial berasal dari kalangan menengah ke atas dan kurang memiliki pengalaman langsung dalam bertani.

“Petani milenial sepertinya tidak akan mampu menyelesaikan masalah yang selama ini menjerat kehidupan kaum muda yang tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga petani gurem dan buruh tani,” kata Entang kepada BenarNews.

“Mereka seolah-olah tampil hanya sebagai penonton, menyaksikan anak muda perkotaan yang telah memproklamirkan diri sebagai Petani Milenial itu.”

Firminus Dodi, 35 tahun, saat bertani di lahan pertanian miliknya di Kalimantan Barat, tahun 2023. [Dok pribadi]

Sektor pertanian Indonesia semakin tertekan. Meskipun merupakan negara agraris, sebagian besar pertanian di Indonesia berskala kecil dan dilakukan secara subsisten, dengan lebih dari 15 juta petani Indonesia mengolah lahan yang lebih kecil dari 0,5 hektar, menurut data Badan Pusat Statistik.

Banyak petani yang berpenghasilan di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan yang sangat bergantung pada fluktuasi pasar dan pola cuaca yang tak menentu, kata para ahli.

“Kalau pendapatan bagus pasti mau kita,” kata Yadi Sofyan Noor, Ketua KTNA (Keluarga Tani Nelayan Andalan), kepada BenarNews.

“Tapi banyak anak muda yang mempertanyakan benar nggak ini? Kalau menanamnya di atas 5 hektare sih mungkin saja, tapi kalau 1 hektare mana mungkin,” kata dia.

Bayu Krisnamurthi, mantan wakil menteri pertanian, mengatakan bahwa ia percaya Indonesia sudah memiliki cukup banyak petani, tetapi mereka kekurangan sumber daya dan dukungan.

Bayu menjelaskan bahwa sekitar setengah dari petani Indonesia sebetulnya terjebak dalam profesi ini, dengan banyak dari mereka bekerja sebagai buruh tani untuk orang lain.

“Banyak anak muda yang sudah berhasil di dunia pertanian. Ini yang harus kita tekankan. Kita akan terus dorong agar sektor pertanian dapat menjadi pilihan karier yang menarik, bahkan menjanjikan,” kata dia dalam rilis yang diterima BenarNews.

Ia memperingatkan bahwa meskipun teknologi dapat menarik sebagian anak muda untuk beralih ke pertanian yang lebih menguntungkan, tetapi sektor ini terutama pertanian padi, menghadapi tantangan mendalam yang memerlukan lebih dari sekadar solusi teknologi.

Firminus Dodi, mantan guru berusia 35 tahun yang berasal dari Kalimantan Barat yang mendaftar program Petani Milenial, mengatakan ia terjun ke ladang karena cinta dengan ilmu alam.

Ia menjelaskan, di bidang hortikultura, ia bisa menjual jagung pipilan senilai Rp5000/kg, sementara jika sudah dikemas untuk pakan ternak bisa bertambah menjadi Rp8000/kg.

“Kalau dihitung ya penghasilannya bahkan bisa mencapai lebih dari Rp10 juta,” ujar Dodi.

Ia mengakui merubah pola pikir pemuda untuk menjadi petani tidaklah mudah.

“Di Indonesia ini kan petani dikenal kumuh, hitam, kucel dan miskin sehingga minat anak muda kurang. Tetapi sekarang banyak teknologi seperti drone dan aplikasi yang disesuaikan dengan HP juga jadi memudahkan,” kata dia.

Pilihan Artikel untuk Anda

Teror Terhadap Jurnalis Tempo Picu Kekhawatiran Akan Melemahnya Kebebasan Pers

Indonesia Gabung Bank Pembangunan BRICS, Picu Kekhawatiran Soal Utang

Dari OTT Hingga Pulau Penjara: Jalan Panjang Upaya Indonesia Memberantas Korupsi

DPR Sahkan Revisi Undang-Undang TNI di Tengah Kritik Tajam

Pemerintah Pulangkan 554 Warga Indonesia yang Terjebak Kasus Penipuan Online di Myanmar

Kaitan Darurat petani, Petani milenial
Admin 3 Desember 2024 3 Desember 2024
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Kenaikan PPN jadi 12% dan Rencana Pengampunan Pajak Dianggap Tidak Adil
Artikel Selanjutnya Temukan Mikroplastik dalam Kosmetik, Pemerintah Diminta Lakukan Pemeriksaan
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Kasus Pengeroyokan DJ Perempuan di Batam Berlanjut ke Pengadilan
Artikel 8 jam lalu 75 disimak
Kejaksaan Negeri Batam Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi PSU
Artikel 9 jam lalu 74 disimak
Dinas Kesehatan Batam Tindak Lanjuti Kasus Meninggalnya Anak Usai Ditolak Rawat Inap
Artikel 9 jam lalu 76 disimak
Dorong Kerjasama Danantara dan Temasek, Prabowo Berharap Bisa Membantu Pengembangan KEK BBK
Artikel 12 jam lalu 78 disimak
Anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di RSUD Embung Fatimah, Berikut Penjelasan Pihak RSUD
Artikel 14 jam lalu 80 disimak

POPULER PEKAN INI

BP Batam Lantik 23 Pejabat Struktural Baru
Artikel 1 hari lalu 315 disimak
Proyek Estuari DAM: Pemprov Kepri Kaji Bendung Laut Senggarang
In Depth 5 hari lalu 250 disimak
Penyelundupan Narkoba Cair, WNA Malaysia Ditangkap di Pelabuhan Sri Bintan Pura
Artikel 5 hari lalu 221 disimak
Dua Tersangka Jambret Ditembak Polisi di Batam
Artikel 5 hari lalu 208 disimak
Pembangunan Sekolah Luar Biasa di Batam Dimulai Tahun Ini
Pendidikan 3 hari lalu 199 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?