GUBERNUR Kepri, Ansar Ahmad, menyatakan kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri bisa fokus terhadap pemulihan ekonomi, terutama pada pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seiring makin melandainya kasus Covid-19.
“Jadi tahun 2022, pandemi mulai landai. Maka kita fokus kita pada recovery ekonomi di tengah masyarakatkata Gubernur Ansar, Selasa (7/6/2022).
“Stimulus yang telah kita berikan kepada masyarakat untuk membangun, memberdayakan UMKM akan kita kembangkan. Termasuk bantuan modal usaha tanpa bunga dari pemerintah daerah, kerja sama dengan bank daerah, serta meningkatkan kualitas produk UMKM,” sambungnya.
Ansar mengungkapkan berbagai stimulus akan diberikan kepada para pelaku usaha untuk mendorong kebangkitan perekonomian. Tak hanya berupa bantuan modal, stimulus tersebut termasuk soal kemudahan birokrasi.
“Kita akan berikan stimulus kepada pelaku usaha industri dalam bentuk percepatan dan kemudahan birokrasi. Karena bicara soal stimulus bukan hanya soal fiskal, tapi juga soal pelayanan birokrasi yang baik, cepat, tepat, efisien, murah, dan mudah. Itu juga merupakan stimulus ekonomi yang kita berikan. Mudah-mudahan kita bisa mengukir prestasi yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Pemprov Kepri menerima penghargaan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, atas keberhasilannya sebagai Pemerintah Daerah (Pemda) dengan realisasi belanja APBD tertinggi tahun 2021.
Sesuai arahan Mendagri bahwa untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi covid-19 dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Untuk membuat perekonomian meningkat tidak hanya butuh kinerja pemerintah pusat, tapi dari pemerintah daerah juga. Oleh karena itu, dengan situasi lonjakan pandemi yang melandai, ekonomi yang sudah mulai tumbuh, maka potensi untuk mendapatkan pendapatan daerah menjadi lebih tinggi,” kata Tito.
Pemerintah berharap potensi pendapatan daerah bisa lebih maksimal. Daerah yang memiliki pendapatan tinggi diimbau membelanjakannya agar memicu peredaran uang di masyarakat.
“Kalau pendapatan daerahnya tinggi, jangan disimpan tapi dibelanjakan supaya ada uang yang beredar di masyarakat. Uang yang beredar di masyarakat akan memperkuat daya beli masyarakat, sekaligus memancing swasta,” ujar Tito.
(*)
sumber: medcom.id