MENTERI Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa meminta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melacak siapa saja perusahaan Indonesia yang mengalirkan investasi ke China di tengah pandemi Virus Corona.
Permintaan itu disampaikan lantaran Suharso menemukan bahwa China mendapat 10.263 investor baru pada tahun lalu di tengah pandemi. Dari jumlah itu, sekitar 60 persennya merupakan perusahaan dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“Yang menarik, mungkin Ibu Menkeu bisa lacak, jadi dari 10.263 perusahaan ini, itu kira-kira 60 persen dari negara-negara di ASEAN, bahkan diduga termasuk dari Indonesia,” ungkap Suharso di acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual, Kamis (29/4).
Suharso meminta Sri Mulyani melacak perusahaan tersebut karena memang hubungan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan China cukup kuat dan sudah terjalin sejak lama.
Kendati begitu, ia tidak mengungkap beberapa perusahaan yang sudah jadi langganan investasi di kedua negara.
“Kami tahu ada beberapa perusahaan di Indonesia yang membangun oleochemical complex di China dan meningkatkan kapasitasnya dalam tahun-tahun terakhir,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Suharso mengatakan aliran investasi dari para investor baru itu masuk ke China sejak kuartal II 2020, di mana pada waktu itu, negeri tirai bambu sudah berhasil mengendalikan jumlah kasus covid-19. Hal ini membuat China mampu menyehatkan laju perekonomiannya yang sempat terkontraksi pada kuartal I 2020.
Bahkan, menurut catatan Suharso, berkat sumbangan investasi dari para investor baru tersebut, pertumbuhan investasi asing China berhasil naik 43,8 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal I 2021.
“Keberhasilan China memulihkan ekonomi dengan cepat karena kebijakan pemerintah yang memulihkan perekonomian sedemikian rupa, penanganan pandemi sangat cepat dan tepat, sehingga mengundang kepercayaan investor asing,” pungkasnya. (*)
Sumber : cnnindonesia.com