BARU menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat selama 3 bulan, Asnah memilih mengundurkan diri dari partai berlambang mercy tersebut, Senin (1/8).
“Hari ini, tentang pengunduran diri saya. Besok saya akan teruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Saya imbau seluruh kader (loyalis Asnah, red) untuk tetap tenang. Kemana nanti kita berlabuh, kita tunggu saja,” kata Asnah di Rumah Dewan Pendiri Perpat, Bengkong Sadai saat menggelar konferensi pers mengenai pengunduran dirinya.
Mengenai alasan mengapa ia mundur, Asnah berbicara penuh teka-teki. Ia tidak menjelaskan alasannya secara gamblang. “Hanya satu saja, tidak satu kata antara kata dan perbuatan. Kami ingin berkomitmen saja. Alasannya memang tidak bisa saya jelaskan secara gambang, kami mundur atas kemauan sendiri,” jelasnya.
Lalu, kemana Asnah akan berlabuh. Ia juga belum bisa memastikannya. Kabarnya, pengunduran diri wanita berhijab ini diikuti oleh 50 persen dari gerbong DPD Demokrat Kepri.
“Kami hanya berjalan saja. Nanti juga akan kita lihat, ada bendera yang akan berkibar disini,” paparnya.
Apakah ia sudah mendapatkan persetujuan dari DPP Demokrat mengenai pengunduran dirinya, Asnah menjawab tidak peduli.
“Intinya kalau kami mau undur diri, setuju atau tidak setuju itu bukan urusan kami. Politik itu dinamis. Nanti kita lihat saja, beberapa waktu lagi, kita akan tahu kemana akan berlabuh,” jelasnya.
Sementara itu, suami Asnah yang juga Wakil Ketua Dewan Kehormatan Daerah Partai Demokrat Kepri, Saparuddin Muda mengatakan ia dan istrinya mundur karena sudah merasa lelah, capai, dan tidak merasa nyaman lagi di Demokrat.
“Intinya kenyamanan. Kalau kerja tidak nyaman, tidak sejalan, tidak sepaham, terzalimi, saya tidak segan-segan keluar mencari yang baru,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan ada sejumlah partai politik yang sudah menawarkan Asnah dan gerbongnya untuk bergabung, tapi tidak menjelaskannya secara eksplisit.
“Ada beberapa bendera yang nawarin, ada bendera hijau, merah putih, biru tua dan juga kuning. Tadi ada teman dari warna hijau mau sampai disini. Kami belum memutuskan saat ini, tapi dalam waktu dekat kami akan memilih untuk bersikap,” tegasnya.
Pantauan GoWest Indonesia, puluhan loyalis Asnah berkumpul di halaman Rumah Dewan Pendiri Perpat. Satu per satu dari mereka melepaskan atribut Demokrat dari tubuh mereka yang dikumpulkan di dalam tong besar yang terletak di tengah-tengah halaman.
Selain itu, atribut Demokrat seperti bendera, spanduk, embel-embel yang banyak terdapat di rumah tersebut ikut dilepaskan. Bahkan tidak luput juga stiker yang ditempel di kendaraan dan juga kartu tanda anggota (KTA) juga ikut dibuang (leo).