PEMERINTAH Kota (Pemko) Batam kembali meraih penghargaan sebagai kabupaten/kota Terbaik se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022.
Penghargaan diterima Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPSS) Kota Batam, Amsakar Achmad, didampingi Dahlina Nopilawati, Kepala Bapelitbangda Kota Batam dan tim TPPS lainnya.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia, Teguh Setyabudi, di Hotel Prime Plaza Sanur Bali, Selasa (30/8/2022) malam.
“Kami mewakili Bapak Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengucapkan terima kasih. Juga, apresiasi yang tinggi kepada seluruh masyarakat Kota Batam yang telah bahu-membahu bersama OPD teknis dan stakeholder (pemangku kepentingan) terkait usaha aksi konvergensi pencegahan stunting tahun 2022,” kata Amsakar.
Amsakar berharap, penghargaan ini menjadi motivasi semua kalangan untuk terus memacu semangat dalam upaya pencegahan stunting di Kota Batam.
“Mari terus memacu semangat dan bergerak bersama mencegah stunting di kota yang kita cintai ini,” imbuhnya.
Kota Batam dinilai paling unggul dalam delapan aksi pencegahan stunting di Provinsi Kepri dengan memperoleh nilai 74. Posisi kedua Kabupaten Natuna dengan nilai 70, posisi ketiga Kabupaten Karimun dengan nilai 67, posisi keempat Kabupaten Lingga dengan nilai 60.
Sebelumnya tim penilai dari Pemerintah Provinsi Kepri melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan dokumen pendukung aksi konvergensi 1-8 dan dokumen praktik baik terkait dengan pelaksanaan aksi konvergensi stunting di Kota Batam tahun 2021 pada tanggal 29-30 Juni 2022 di empat kabupaten/kota, salah satunya Kota Batam.
“Adapun proses penilaian meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk mencegah stunting,” kata Amsakar.
Ia mengungkapkan pencegahan kasus stunting dari tahun ke tahun semakin baik seperti pada tahun 2020 prevalensi stunting di Batam sebesar 7,21 persen turun menjadi 6,02 persen di tahun 2021, dan bulan Februari tahun 2022 turun menjadi 3,38 persen.
Pemko Batam juga telah membentuk kader pendamping keluarga yang berjumlah 1.632 orang yang terbagi dalam 544 tim. Kinerja pencegahan stunting juga didukung kader posyandu yang berjumlah 3.640 orang.
Selain itu, Pemko Batam mengerahkan OPD terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan serta Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah untuk bersama-sama mencegah stunting.
“Semoga sinergitas, kolaborasi, kerja sama, dan kebersamaan semua pihak terus tumbuh dengan baik. Dalam hal stunting, sesuai target yang ditetapkan pemerintah pusat tahun 2024. Ini semua demi kemajuan generasi bangsa Indonesia yang lebih baik ke depannya,” demikian Amsakar.
(*)


