KENDATI nyaman dan praktis, ada sejumlah risiko bila naik motor dengan menggunakan sandal. Ini berlaku bagi para pengendara motor jenis apapun.
Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) di laman Otomania mengatakan secara hukum memang tidak ada larangan soal pakai sandal jepit, pun aturan yang mewajibkan pengendara motor pakai sepatu.
Namun, ia menekankan bahwa sandal jepit berhubungan dengan keselamatan dan kemanan berkendara, “Hanya soal kesadaran untuk meminimalkan risiko saja,” ujar Edo.
Menurutnya, risiko cedera saat pakai sandal jepit lebih besar dibanding sepatu karena tidak semua bagian kaki tertutup.
Sependapat, Hendrik Ferianto, Instruktur Safety Driving binaan Astra Honda Motor, bahkan sama sekali tidak menyarankan pakai sandal saat mengendarai motor, lebih-lebih saat hujan di mana orang biasa mengganti sepatu dengan sandal agar tak kebasahan.
Kata dia, risiko yang sama juga mengintai pengendara motor jenis skuter matik. Salah besar jika orang beranggapan pakai sandal jepit bisa lebih aman karena kaki berada di bagian dek sepeda motor.
Pasalnya, bagian kaki tetap tidak terlindungi dan berpotensi terluka karena tidak ada yang menutupi ketika pengendaranya terpisah dengan motor, semisal terjatuh.
“Ada dua hal yang jadi perhatian, pertama untuk menghindari kontak dengan aspal, dan kedua menghindari kontak dengan panas mesin,” ungkap Hendrik dilansir detikOto.
Ia menjelaskan, kaki yang terbuka tanpa perlindungan bisa saja menyentuh blok mesin yang panas sehingga mengganggu keseimbangan. Parahnya lagi, kaki yang tidak terlindungi bisa terluka parah akibat bersenggolan dengan objek lainnya.
“Pernah beberapa kejadian, pengendara yang pakai sandal jepit itu otot jarinya putus.” Ia berkisah bahwa mantan peserta pelatihannya pernah mengalami putus tiga otot jari sekaligus.
“Kakinya dia terbentur dengan pedal rem dari motor arah sebaliknya. Dia enggak terasa, tahu-tahu menggigil, pas lihat ke bawah sudah putus otot jarinya. Kalau pakai sepatu kan tidak akan kejadian seperti itu,” papar Hendrik.
Pengamat otomotif Darren Cottingham mengatakan hal seperti itu tidak mengherankan. Sebab, pakai sandal jepit saat mengemudi motor tak ubahnya bertelanjang kaki.
“Kalau enggak pakai alas kaki, nanti bisa saja saat berhenti dan kaki menapak ke tanah terlindas oleh kendaraan lain. Terlebih ada benda tajam seperti beling, paku kecil, sangat berbahaya,” imbuh instruktur Yamaha Riding Academy, Setyo Suyarko di laman viva.co.id.
Selain itu, risiko pakai sandal jepit bisa mencegah Anda menerapkan rem secara efektif. Ini termasuk pakai sandal datar dan sandal longgar lainnya.
Cuttingham menjelaskan, untuk memakainya saja Anda harus menggunakan jari-jari kaki dan menekannya agar sandal jepit tercengkeram. Sementara itu, telapak sandal jepit cenderung punya ketebalan yang minim sehingga tidak mampu menopang kaki pemakainya dan berpijak mantap di pedal.
Akibatnya, sambung Cuttingham, ada dua kemungkinan yang sama-sama membuat pengereman jadi lebih sulit.
Pertama, sandal jepit cuma sedikit bertumpu pada pedal, dan bakal lebih sedikit lagi jika kondisinya basah. Kedua, bagian depan atau samping sandal jepit berpotensi menyangkut di bawah pedal rem saat Anda menggerakkan kaki, terutama jika sandalnya kebesaran.
Dua studi tahun 2013, berupa studi simulator dan survei terhadap 1.055 pengendara oleh perusahaan asuransi Sheilas Wheels di Inggris, juga menyimpulkan bahwa sandal jepit jauh lebih berbahaya dibandingkan hak tinggi.
Menurut studi simulator, selain bertanggung jawab untuk sekitar 1,4 juta kecelakaan tiap tahun, sandal jepit membuat jarak pengereman 3,5 m lebih panjang pada 60 mph atau 0,13 detik lebih lambat ketimbang hak tinggi.
Lalu, survei menunjukkan satu dari tiga pengendara motor rutin pakai sandal jepit, dan satu dari sepuluh mengakui bahwa sandal jepit sering terperangkap di bawah pedal saat mengemudi.
Kata Cuttingham, aturan jalan raya di Inggris telah menetapkan bahwa jika ada suatu kecelakaan yang disebabkan oleh alas kaki sehingga pengendara tidak dapat berkemudi dengan benar, maka pengendara itu akan dikenakan sanksi bervariasi tergantung seberapa serius pelanggarannya, dengan tuduhan ketidakhati-hatian, kurang perhatian, dan tidak kompeten.
Bahkan, berlandaskan aturan itu, perusahaan asuransi di sana bisa sampai menolak klaim perbaikan dengan dalih pilihan sandal jepit berkontribusi pada mengemudi yang berbahaya.
Terlepas dari itu, para ahli sepakat bahwa berkendara motor pakai sepatu atau alas yang menutupi hingga mata kaki akan mengurangi risiko luka dan cedera saat terjadi kecelakaan.
“Kalau hujan, gunakan sepatu yang anti air atau sepatu khusus bikers,” tutur Setyo
Hendrik menambahkan alternatif lain yang bisa digunakan yaitu sepatu boots atau sarung hujan anti air untuk sepatu. Keduanya sudah banyak di jual di pasaran.
Sumber : Sindonews / Detik / viva / beritagar / dailymail