FILM Bohemian Rhapsody telah tayang di bioskop se-Indonesia sejak Rabu (31/10) lalu. Film itu merupakan biopic tentang band rock legendaris Queen — terutama vokalisnya, Freddie Mercury.
Judul film ini juga diambil dsri salah satu lagu terkenal milik band tersebut, “Bohemian Rhapsody”.
Lagu dari album kedua Queen, A Night at the Opera (1975).
Lagu berdurasi enam menit ini merupakan sebuah mahakarya; performa vokal Freddie jadi nomor satu pilihan pembaca versi Rolling Stone.
Apakah film Bohemian Rhapsody juga mahakarya?
Bisa dibilang kritikus terbelah antara suka dan tidak pada film garapan Bryan Singer ini. Dalam situs pengepul ulasan Rotten Tomatoes, Bohemian Rhapsody menggapai skor 60 persen dengan nilai rata-rata enam dari 10 poin. Dari 180 ulasan, ada 72 yang menganggapnya jelek.
“Bohemian Rhapsody mampu menjangkau nada tinggi, tapi sebagai biopik mendalam mengenai sebuah band yang dicintai banyak orang, film ini lebih seperti sebuah medley, daripada koleksi lagu-lagu terbaik,” tulis Rotten dalam konsensus kritiknya.
Film ini memang banyak menampilkan sederet lagu-lagu populer Queen seperti “Killer Queen”, “Another One Bites the Dust”, “We Will Rock You”, “Love of My Life”, dan tentu saja “Bohemian Rhapsody”.
Kisah Bohemian Rhapsody berawal dari persiapan Freddie Mercury (Rami Malek) sebelum Queen tampil dalam ajang Live Aid 1985; salah satu konser terbesar yang pernah ada di muka bumi. Film kemudian berkilas balik ke 1970 ketika Freddie masih menggunakan nama aslinya, Farrokh Bulsara.
Farrokh adalah mahasiswa seni keturunan Persia yang menyukai musik. Suatu malam ia berkenalan dengan band lokal bernama Smile. Kebetulan, vokalis mereka memutuskan untuk berhenti.
Bersama gitaris Brian May (Gwilym Lee), drummer Roger Taylor (Ben Hardy), dan pemain bas John Deacon (Joseph Mazzello), Farrokh membentuk Queen.
Film kemudian memperlihatkan suka duka Queen sebagai band legendaris kelas dunia, dengan Farrokh yang kemudian mengubah nama pop menjadi Freddie sebagai motor.
Meski ulasan buruk menerpa Bohemian Rhapsody, penampilan Malek sebagai Freddie Mercury (1946-1991) relatif disukai para kritikus. Ia terbilang mampu menghidupkan almarhum yang dikenal sebagai vokalis flamboyan nan energetik di atas panggung dan penghibur yang sangat lihai dalam menghadapi penonton.
“Malek menampilkan performa luar biasa. Sejujurnya ia adalah alasan satu-satunya untuk menonton film ini,” tulis Jason Guerrasio dari Business Insider.
Menurut Guerrasio, kehidupan rocker yang penuh seks dan obat-obatan terlarang, serta orientasi biseksual Freddie sebenarnya kurang cocok ditampilkan dalam Bohemian Rhapsody yang punya rating PG-13 (penonton berusia di bawah 13 harus ditemani orang dewasa).
Biasanya film biopik bintang rock punya rating R (Restricted, penonton bawah 17 harus ditemani orang dewasa). Contohnya The Doors (1991) yang menampilkan Val Kilmer sebagai Jim Morrison, vokalis band rock 1970-an The Doors.
“Performa Malek menutupi kekurangan-kekurangan itu. Penampilannya terasa sangat mengakar; keinginan Freddie untuk menjadi bintang, penderitaan yang dialami, dari kesepian, hubungan dengan istrinya; semua terasa begitu otentik,” puji Guerrasio.
Bohemian Rhapsody juga dianggap kurang akurat dari segi penceritaan. Ada beberapa hal yang berbeda. Contohnya perbedaan waktu ketika Freddie Mercury didiagnosis terjangkit HIV.
“Lebih baik film ini tidak pernah dibuat,” kritik Mike Ryan dari Uproxx. “Hasil akhirnya seperti menghukum Freddie Mercury, 27 tahun setelah ia wafat.”
Dalam tulisannya, Ryan mencontohkan beberapa akurasi yang menurutnya bisa bikin Freddie marah andai sang legenda masih hidup. Beberapa contoh itu akan menjadi bocoran (spoiler) jika dijelaskan di sini.
“Yang kita dapat adalah Rami Malek memerankan Mercury dalam sebuah kisah propaganda dari Brian May dan Roger Taylor,” tulis Ryan. May (71) dan Taylor (69) adalah dua anggota Queen yang masih aktif bermusik dan menjadi produser musik untuk film Bohemian Rhapsody.
Bagian-bagian buruk dari film ini bisa dibilang disebabkan masalah dalam proses produksi. Pada Desember 2017, Fox memecat sutradara Bryan Singer meski film ini masih dalam proses syuting. Singer (52) disebut kerap menghilang dari lokasi syuting.
Rumornya ia berseteru dengan Malek lantaran perbedaan pendapat dalam kreativitas. Alasan resmi dari Fox adalah gangguan kesehatan yang dialami Singer dan orangtuanya membuat sang sutradara tidak mampu melanjutkan tugas.
Singer akhirnya diganti oleh Dexter Fletcher, tapi namanya masih tertulis sebagai sutradara Bohemian Rhapsodykarena peraturan DGA (asosiasi sutradara Amerika Serikat).
Sumber : business insider / beritagar / uproxx / rotten tomattoes / rolling stones