DINAS Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memprediksi harga cabai dan bawang merah masih mahal hingga tiga Minggu ke depan.
Disperindag mengklaim tingginya harga sejumlah bahan pokok di wilayah Kepri, terutama cabai dan bawang merah karena disebabkan kendala produksi dari daerah penghasil.
“Kenaikan harga cabai dan bawang merah terjadi hampir di semua provinsi, dipicu persoalan produksi petani,” kata Kepala Disperindag Provinsi Kepri, Aries Fhariandi, di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Senin (27/6/2022).
Hal ini mengingat, kata Aries, sejumlah daerah penghasil cabai maupun bawang merah di Pulau Jawa belum masuk masa panen. Bahkan sebagian daerah mengalami gagal panen akibat faktor cuaca.
Selain itu, beberapa daerah penghasil sedang mengalami pergantian tanaman cabai, yakni tanaman lama yang sudah tidak produktif diganti dengan tanaman yang baru.
“Sudah kami cek di beberapa daerah penghasil, sekitar tiga minggu lagi baru masuk masa panen. Kalau panen sudah marak, harga cabai dan bawang merah akan kembali normal,” kata Aries.
Lebih lanjut, kata Aries, kenaikan harga cabai dan bawang merah saat ini juga dipengaruhi naiknya harga pupuk secara nasional, sehingga turut berdampak terhadap tingginya biaya produksi para petani di daerah penghasil.
Diakuinya, selama ini Kepri sangat bergantung dengan pasokan cabai dan bawang merah dari Pulau Jawa. Ketika distributor membeli dengan harga tinggi dari daerah penghasil, maka harga jual di pasaran ikut tinggi.
“Makanya, kita tak bisa paksa pedagang jual harga murah, sebab mereka beli sudah dengan harga tinggi. Intinya stok barang ada, tapi pedagang tak bisa beli banyak karena khawatir tak laku,” ujar Aries.
Untuk itu, sambungnya, salah satu upaya yang dilakukan untuk menstabilkan harga cabai dan bawang merah di pasaran adalah dengan menggenjot produksi petani lokal di Kepri dan memberikan bantuan pupuk subsidi.
(*)
Gowest.id