PROSES evakuasi lima orang korban yang tetimbun longsor di area bencana gempa bumi magnitudo 6,1 di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat (Sumbar) berhasil dievakuasi. Seluruh korban selamat.
Kejadian tersebut bermula saat hujan deras pada Senin (28/2/2022) yang menyebabkan longsor di lokasi kejadian. Sebanyak lima orang dan satu kendaraan roda empat dievakuasi.
Kejadian tersebut di laporan warga melalui grup whatsapp. Dikabarkan terdapat empat buah mobil dan 20 orang terjebak di titik gempa akibat jalan putus tertimbun material longsor. Merek yang terjebak kini telah dievakuasi. Petugas menyebut jalan tersebut masih berpotensi terkena longsor.
Kepala Kantor SAR Padang, Asnedi, menyebutkan pihaknya telah menelusuri lokasi kejadian dan telah mengevakuasi lima orang korban yang terjebak longsor pada Selasa (1/3) pukul 05.08 WIB.
Ia menyebut proses evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi yang sulit. Adapun data korban yang berhasil dievakuasi oleh tim Basarnas yaitu, H (24), I (22), Y (22), A (19) dan S (11).
“Material longsor yang memenuhi badan jalan dan hujan deras menyulitkan proses evakuasi,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/3).
Seluruh korban dievakuasi dalam kondisi selamat meski proses evakuasi berlangsung cukup lama. Salah satu korban juga merupakan anak kecil yang akhirnya digendong oleh Tim SAR.
“Seluruh korban berhasil dievakuasi dan korban di bawa ke Kantor Bupati Pasaman Barat,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan adanya ancaman lanjutan yang dapat terjadi di kedua kabupaten di Sumbar tersebut akibat aktivitas patahan.
“Saat ini yang perlu diwaspadai adalah potensi banjir bandang, akibat longsoran yang terjadi di hulu,” jelasnya.
Longsoran itu, lanjutnya, akan menjadi banjir bandang jika terjadi hujan lebat, kemudian material terbawa air melalui lembah-lembah.
Rumah warga yang berada di dekat anak-anak sungai maupun lembah, lanjut Dwikorita, memang harus mewaspadai hal ini. Untuk itu ia menyarankan pemerintah daerah melakukan pendataan.
“Jadi sekarang yang dikhawatirkan bukan lagi gempa susulan karena kami mencatat kekuatannya melemah, namun banjir bandang perlu menjadi kewaspadaan,” ucapnya.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com