Hubungi kami di

Tanah Air

Eijkman: Varian Delta Lebih Banyak Ditemukan pada Laki-Laki Usia 15-29 Tahun

Terbit

|

Ilustrasi, penanganan pasien covid 19

LEMBAGA Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memberikan update terkini terkait hasil whole genome sequencing (WGS) corona SARS-CoV-2. Pihak mereka telah berhasil melakukan 2.016 sekuens dari total 5.788 sekuens di Indonesia.

WGS merupakan pengurutan keseluruhan genom untuk menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme. Ia dilakukan untuk mengetahui situasi epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan dan pelacakan kasus untuk pencegahan dan penanganan COVID-19.

Hasilnya, mayoritas varian corona di Indonesia saat ini merupakan varian Delta. Lantas bagaimana penyebarannya?

Eijkman menyebut bahwa varian tersebut banyak ditemukan pada kelompok usia 15-29 tahun yang berada pada sampel laki-laki.

BACA JUGA :  456 Kasus Baru COVID-19, Singapura Catat Rekor Tertinggi dalam 2 Pekan Terakhir

“Varian Delta juga lebih banyak ditemukan pada spesimen yang berasal dari kelompok usia 15-29 tahun dan pada sampel laki-laki,” dikutip dari Instagram @eijkmaninstitute, Minggu (5/9/2021).

Tangkapan layar Instagram @eijkmaninstitute

Dari penelitian tersebut pada kelompok usia 15-29 yang berada pada sampel laki-laki mencapai 222 sampel, sedangkan pada sampel perempuan mencapai 195 sampel.

Hal ini tentunya juga harus diantisipasi. Sebab, vaksin yang beredar saat ini di dunia kebanyakan tak sepenuhnya melidungi manusia dari varian Delta.

Apalagi varian ini telah terbukti meningkatkan risiko perawatan. Dan juga bisa mengurangi efikasi vaksin sampai 10 persen.

Dengan kondisi tersebut, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan vaksin Merah Putih bisa disesuaikan untuk bisa memerangi varian Delta, Alpha, bahkan Beta. Menurut dia, bibit virus yang ada di vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman hanya perlu diganti, kalau memang dibutuhkan penyesuaian terhadap varian corona baru.

BACA JUGA :  Kasus Aktif Covid 19 Di Kepri Tinggal 112 Orang, Batam Tinggal 16 Orang

“Apabila nanti varian itu sudah mendominasi virus yang beredar di Indonesia dan sudah ada arahan untuk menyesuaikan, itu kita bisa relatif lebih mudah mengubah. Jadi platformnya tetap sama tapi bibit virusnya yang disesuaikan,” ata Amin dikutip dari kumparan, Kamis (22/7/2021) lalu.

(*)

Sumber : EIJKMAN INSTITUTE | KUMPARAN 

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook