PERTUMBUHAN ekspor Batam terus mencatatkan hasil positif. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, nilai ekspor April 2022 mencapai US$ 1.226,83 juta atau naik sebesar 5,86 persen dibanding ekspor Maret 2022. Bahkan ekspor menuju negeri jiran Singapura mengalami kenaikan cukup signifikan hingga 86,81 persen.
“Secara keseluruhan, ekspor April naik senilai US$ 70,12 juta (5,86 persen). Penyebabnya karena naiknya sektor nonmigas sebesar 6,85 persen,” kata Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto, Jumat (10/6).
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor Batam mengalami kenaikan senilai US$ 337,81 juta (36,36 persen). Kenaikan ekspor April 2022 dibanding April 2021 disebabkan kenaikan ekspor sektor migas sebesar 19,92 persen dan sektor non migas 37,99 persen.
Secara kumulatif, total ekspor Januari-April 2022 di Batam sebesar US$ 4.628,95 juta, yang mengalami kenaikan senilai US$ 1.144,93 juta (32,86 persen). Naiknya nilai ekspor tersebut dipengaruhi oleh naiknya ekspor kumulatif sektor nonmigas sebesar 33,96 persen.
“Batam sendiri menyumbang 73,51 persen dari total kumulatif ekspor Kepri senilai US$ 6.297,26 juta,” katanya lagi.
Khusus April 2022, penyumbang terbesar yakni sektor non migas dengan kontribusi 91,32 persen. Dari persentase tersebut, hasil industri manufaktur menyumbang 90,56 persen dengan nilai US$ 4.191,88 juta.
Untuk negara tujuan ekspor, Singapura masih menjadi yang pertama dengan nilai US$ 930,41 juta, kemudian Amerika dengan nilai US$ 101,17 juta dan Tiongkok dengan nilai US$ 41,91 persen.
“Ekspor Singapura mengalami kenaikan yang cukup besar dibanding Maret, dengan persentase kenaikan 86,81 persen,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Batam dan Karimun, Tjaw Hieong mengatakan kenaikan ekspor sejak 2021 hingga saat ini di Kepri maupun Batam memang diatas rata-rata tahun sebelumnya.
“Ekspor Batam sangat signifikan sekali. 2021 kemarin, banyak negara pesaing Batam lockdown, sehingga banyak ordernya dilimpahkan ke Batam,” jelasnya.
Meskipun kondisi saat ini sudah kembali normal, tren bagus tetap berlanjut. Menurut Tjaw, perang dagang Amerika-Tiongkok yang masih berlangsung cukup memberikan dampak baik bagi ekspor dari Batam.
“Sedang menjadi tren juga saat ini, dimana banyak investor baru dan eksisting tengah mencari tempat di Batam,” jelasnya.
Keunggulan Batam semakin bertambah, karena belajar dari tahun-tahun saat pandemi tengah memuncak, kota ini tetap mampu mengontrol laju produksi dan ekspor lewat penerapan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
“Hal tersebut menambah kepercayaan investor. Kita tidak bisa juga melupakan IOMKI yang berasal dari peran Kementerian Perindustrian (Kemenperin),” pungkasnya (leo).