KEPRI diminati oleh perusahaan Singapura, Gurin Energy. Gurin dan perwakilannya di Indonesia, PT Panah Perak Megasarana ingin mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Karimun dengan kapasitas sebesar 2 gigawatt.
“Inisiatif Pemerintah Singapura untuk impor energi terbarukan pada fase pertama yang akan selesai pada 2027 dan fase kedua pada 2030. 80 persen investasi pada fase pertama akan masuk ke Kepri,” kata CEO Gurin Energy, Assaad W Razzouk saat bertemu dengan Gubernur Kepri, Ansar AHmad di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjung Pinang, Kamis (28/4).
“Akan ada banyak pekerjaan sepanjang 4 tahun ke depan, dimana perusahaan kami berinvestasi 25 persen dari total paket,” tuturnya lagi.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah menandatangani pakta kerja sama dengan dua perusahaan asing terkait pengembangan PLTS.
“Pada prinsipnya Pemprov Kepri memberikan dukungan dengan MoU dengan skala kawasan Kepri. Kemudian memfasilitasinya ke kepala daerah di kabupaten dan kota,” ujarnya.
Ansar mengungkapkan bahwa permasalahan mendasar terkait pengembangan PLTS ini adalah ketersediaan lahan. Untuk itu, ia meminta pihak perusahaan untuk memastikan rencana lokasi yang aman dan bisa dibebaskan lahannya dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat.
“Langkah selanjutnya komunikasi dan koordinasi urusan lahan dengan Bupati, kemudian di ekspose. Jangan sampai ada tumpang tindih. Umpamanya kawasan tersebut tidak memungkinkan bisa mencari alternatif lain” pesan Gubernur Ansar.
Ansar menyatakan dukungan penuh terhadap rencana ini. Ini juga sebagai komitmennya mendukung transisi ke energi bersih dan terbarukan. Namun, ia juga meminta komitmen yang sama kepada Gurin Energy untuk ikut memajukan Kepri.
“Kami berharap Gurin Energy dapat membuka kantor cabang di Kepri. Supaya jangan listrik kita ekspor ke Singapura, pajaknya masuk ke Jakarta. Jadi wajib punya kantor cabang di Kepri” tutupnya (leo).