KOMISI III DPRD Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke PLTG MEB Unit 1 Panaran, Sagulung, Batam, Senin (16/1/2023). Sidak tersebut untuk mengecek kesiapan Bright PLN Batam menjaga ketersediaan energi listrik menjelang datangnya bulan suci Ramadan.
Sidak tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi III DPRD Kepri, Widiastadi Nugroho. “Kami mendengar informasi ada salah satu pembangkit Bright PLN Batam yang rusak sehingga mengganggu pasokan listrik ke pelanggan,” Kata Widiastadi.
Pria yangxakrab disaap Iit ini, meminta kepada Bright PLN Batam agar menjelaskan informasi dugaan adanya kerusakan di salah satu pembangkit yang mereka miliki.
Menurutnya jika memang ada kerusakan di salah satu mesin pembangkit, PLN harus segera menyelesaikannya agar ketika datang bulan Ramadan nanti pasokan listrik untuk pelanggan tidak terganggu.
Sementara itu, Anggota Komisi III Irwansyah mengatakan bahwa pasokan listrik terbesar bersumber dari pembangkit Panaran. Sementara di pembangkit Panaran ada kerusakan yang mengakibatkan defisit daya listrik sebanyak 37 MW.
“Harus dilakukan evaluasi agar mobilitas mesin pembangkit mudah dan cepat jika ada kerusakan sehingga mudah dilakukan perbaikan,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga meminta penjesalan secara detail agar masyarakat mengetahui secara pasti penyebab kekurangan daya kelistrikan yang berakibat adanya pemadaman bergilir.
Sidak ini juga merupakan tindak lanjut dari rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III dengan Bright PLN Batam karena adanya pemadaman total (blackout) pada awal Januari lalu.
“Selain kesiapan menghadapi Ramadan dan lebaran, sidak ini juga merupakan tindak lanjut dari RDP Januari lalu yang membahas mengenai black out awal Januari,” katanya.
Berbeda dengan Irwansyah, Wakil Ketua Komisi III, Nyanyang Haris Pratamura, meminta kepada Bright PLN Batam agar dapat mengantisipasi jika ada kerusakan di salah satu pembangkitnya, sehingga tidak mempengaruhi jumlah pasokan daya listrik ke pelanggan.
“Antisipasi itu bisa dilakukan jika maintenance-nya bagus, jika sudah rusak seperti sekarang ini perbaikannya butuh berapa lama, apakah bisa selesai sebelum Ramadan?” Tanya Nyanyang.
Anggota Komisi III lainnya, Sahmadin Sinaga, yang turut hadir dalam sidak tersebut mengatakan sebagai masyarakat awam tidak mengetahui terkait hal-hal teknis yang mengakibatkan kerusakan di mesin pembangkit.
“Kami selaku masyarakat awam hanya menginginkan pasokan listrik aman, tidak ada gangguan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa PLN harus bisa memberikan jaminan kepada pelanggan agar ke depan tidak terjadi gangguan seperti saat ini.
Anggota Komisi III Sugianto mengatakan saat ini penyedia energi listrik di Batam hanya Bright PLN Batam, jika pembangkit yang dimilikinya rusak akan mempengaruhi jumlah daya listrik yang disalurkan ke pelanggan.
“Seharusnya PLN memiliki cadangan pembangkit sehingga jika terjadi kerusakan disalah-satu pembangkit di cover dengan mesin cadangan,” jelasnya.
(*/pir)