MASJID peninggalan Kesultanan Melayu Riau-Lingga, Masjid Jami Sultan Lingga akan segera direvitalisasi. Total anggaran yang dipersiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri tahun ini sebesar Rp 3,4 miliar.
“Jadi sebelum melaksanakan revitalisasi, beberapa perizinan yang kita urus seperti dari BPCB Batu Sangkar, Kementerian PUPR, Kemendikbud, sampai rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Kepri. Dan alhamdulillah semua telah kita lalui dan dapat kita revitalisasi,” kata Gubernur Kepri, Ansar Ahmad saat kunjungan kerja ke Lingga, Kamis (12/1).
Menurut Ansar, semua aset negara yang bernilai cagar budaya harus dijaga, dan dipelihara. Oleh karena itu, ia menyebut hal tersebut juga dilakukan oleh pemimpin Kepri sebelumnya.
“Seperti makam-makam yang ada kaitannya dengan sejarah, kemudian museum untuk tempat menghimpun barang-barang heritage dimasa lalu. Contohnya di Lingga ini ada replika Istana Damnah yang juga sudah dibangun pemerintah daerah (Pemda). Nah, sekarang gilirannya Masjid Jami Sultan Lingga ini,” paparnya.
Ansar menambahkan nanti pada pekerjaan tahap kedua yang kemungkinan dilaksanakan pada tahun 2024, Pemprov Kepri akan kembali menganggarkan Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar untuk merampungkan pekerjaan ini.
“Itu salah satunya untuk memasang videotron seperti di Masjid Penyengat, sebagai sarana penyebaran informasi umum kepada masyarakat, termasuk telling storynya sejarah masjid ini,” ujarnya.
Karena menurutnya, cagar budaya dalam bentuk apapun, telling storynya harus ada supaya setiap orang bisa membaca dan mempelajari perjalanan sejarahnya.
Seperti di Pulau Penyengat, Ansar juga berencana untuk mengundang Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk berkunjung ke Lingga. Sebagai upaya menarik perhatian pemerintah pusat terhadap pelestarian heritage di Lingga.
“Nanti sama Pak Bupati akan ajak Kepala Bappenas ke sini. Sepertinya beliau sangat senang dengan kawasan heritage seperti ini. Termasuk museum dan Istana Damnah” ucapnya.
Lingga memiliki prospek wisata sejarah yang besar. Banyak sekali orang-orang Eropa yang menjadikan wilayah ini sebagai objek penelitiannya.
“Di Ibu Kota Provinsi, di Gedung LAM itu nantinya bisa kita buat sarana promosi terintegrasi. Semua objek heritage kita di tiap Kabupaten Kota supaya lebih banyak menarik orang datang ke Kepri” tutupnya.
Adapun pekerjaan revitalisasi Masjid Jami Sultan Lingga terdiri dari pekerjaan bongkar pasang plapond dan listplank lebah bergayut, perbaikan atap mihrab yang rembes, penggantian atap masjid dari asbes menjadi genteng tanah liat, penambahan kuda-kuda baru (kuda-kuda kayu) penyambungan kaki kuda-kuda 20 cm, pemasangan rangka atap (kaso dan reng), residu kuda-kuda dan rangka atap, dan pemasangan alumunium bubble foil.
Kemudian pemasangan atap dan nok genteng tanah liat, penggantian instalasi listrik masjid, penggantian plasteran dinding luar dan dalam masjid batas ambang bawah jendela, penggantian kayu kusen yang lapuk secara parsial, penggantian cat masjid dengan cat produk KEIM, pembongkaran bangunan WC dan tempat wudhu, renovasi rumah qarim masjid menjadi WC, pemagaran kolam dan pembuatan tempat wudhu, rehab Pagar depan dan gerbang masuk masjid serta pagar samping, pekerjaan Perpipaan, serta penggantian keramik halaman masjid dengan marmer (leo).