SEBAGAI pengganti plafon gypsum yang tidak tahan air, kontraktor pembangunan Masjid Tanjak akan menggunakan plafon berbahan Polyvinyl Chloride (PVC). Bahan PVC dipilih karena memiliki banyak keunggulan, seperti terbuat dari plastik yang memiliki ketahanan lembab yang tinggi, serta lentur dan ringan.
Sebelumnya, plafon Masjid Tanjak runtuh baru-baru ini. Dari video yang viral, plafon masjid terbaru tersebut runtuh seperti kayu lapuk yang sudah berusia puluhan tahun.
“Kejadian ini merupakan hal yang tentu tidak kita inginkan. Kami juga bersedih, karena selain merupakan fasilitas peribadahan, Masjid Tanjak Batam juga menjadi bangunan kebesaran dan kebanggaan bagi umat islam di Kota Batam,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, Selasa (13/9).
Dari hasil investigasi BP Batam, penyebab plafon Masjid Tanjak runtuh karena faktor kelembaban, yang terjadi karena curah hujan yang tinggi belakangan ini.
Disamping itu, faktor lain yang mendukung terjadinya kelembaban adalah bentuk bangunan Masjid Tanjak Batam yang terbuka tanpa pintu, sehingga menyebabkan udara masuk dari seluruh sisi .
“Faktor tersebut memungkinkan udara bergerak naik ke atas dan memberikan dorongan serta beban lebih terhadap gypsum,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut dan pencegahan kejadian serupa di kemudian hari, kontraktor telah berkomitmen untuk memberikan material yang lebih baik dalam rangka penyempurnaan Masjid Tanjak Batam.
“Sebenarnya material yang dipilih sudah sesuai dengan kontrak. Namun, pihak kontraktor menunjukkan komitmennya untuk mengganti dengan material yang lebih baik,” jelas Kepala Satuan Pemeriksa Intern BP Batam selaku Ketua Tim Investigasi, Konstantin Siboro.
Progress pemeliharaan plafon Masjid Tanjak Batam, saat ini tengah digesa dan pelepasan gypsum ditargetkan selesai pada Jum’at akhir pekan ini. “Rencananya Jum’at ini bersih semua dan pemasangan PVC dimulai,” pungkas Boro (leo).