BISNIS minuman kekinian seperti boba memang tengah digandrungi para pebisnis muda di Batam. Sebabnya, selain rasa minuman yang masuk di lidah siapa saja, harganya cukup bersahabat dengan kantong. Karena alasan tersebut, salah seorang wanita muda bernama Dyah Retno Asti menjatuhkan pilihannya untuk berdagang minuman boba dengan membuka warung boba sederhana bernama Dyflava.
Saat ditemui di Bazar Panbil Mall, Batam beberapa waktu lalu, Dyah terlihat tengah melayani beberapa pelanggan yang ingin menikmati boba buatannya. Setelah siap, ia menyambut GoWest Indonesia dengan cukup ramah. Pembicaraan pun mengalir, dimulai dari alasan pemilihan merk dagangnya dan juga motivasi berbisnis di usia masih muda.
“Dyflava ini merupakan gabungan namaku dan juga saudaraku. Kami berdua yang buat, Dyah dan Fauzi. Alasan buka usaha minuman kekinian karena memang hobi saya di kuliner dan hobi jajan juga. Saya ingin punya usaha sendiri juga, selain dari kerja normal,” kata wanita berusia 25 tahun tersebut.
Selain memang banyak disukai anak muda, ia juga melihat pasar minuman boba yang memang selalu stabil dalam beberapa tahun terkahir. “Boba memang lagi bagus-bagusnya di Batam, beberapa tahun ini tidak ada matinya,” jelasnya lagi.
Wanita berhijab ini kemudian menjelaskan sedikit mengenai formula racikan boba buatannya. Berbeda dari rata-rata minuman boba yang menggunakan susu UHT, ia lebih memilih menggunakan campuran soda dan soya.
“Racikan minumannya sedikit unit, karena ada masyarakat yang terkadang tidak suka atau alergi sama susu. Jadi saya pakai soya,” paparnya.
Harga minuman boba yang ditawarkan cukup murah, mulai Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu. Adapun contoh varian minumannya yakni Lychee Dream, Choco Nutella, Strawberry Creamy dan lain-lain.

Dyah mengaku ia sering membuka warung boba-nya di bazar-bazar yang sering ada di mall-mall. Lokasi rutin tempat ia berjualan berada di daerah Batuaji. “Tapi selama 2022 ini, kami fokus di bazar. Dalam bulan ini saja, tiap minggu ada bazar terus. Mengapa di bazar, karena orang kalau datang ke bazar fokusnya memang jajan. Kalau di satu tempat saja, biasanya fokusnya tidak jajan, malah hanya jalan-jalan saja. Jadi kalau di bazar ini, ada pendapatan yang pastinya,” tutur wanita Jawa ini.
Dalam kesehariannya, ia juga bekerja sebagai staff project PT KMI yang dapat proyek di Marcopolo Shipyard. “Sebenarnya capek sih karena sambil kerja. Pas pulang kerja langsung siapin semuanya. Tapi dibawa enjoy saja, karena memang bidangnya. Oh iya, kami bukanya dari pukul 16.00-22.00 WIB,”pungkasnya (leo).