SETELAH pantun diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda tentang kemanusiaan oleh UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization), Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, berkomitmen menjadikan Provinsi Kepri makin berbudaya.
Penetapan pantun menjadi Warisan Budaya Tak Benda ditandai dengan penyerahan sertifikat dari Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan atau UNESCO oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim kepada Pemprov Kepri yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Juramadi Esram di Jakarta, Selasa (16/8/2022).
“Kita patut bangga karena pantun yang merupakan budaya masyarakat Melayu di Kepri dan Riau berhasil diakui UNESCO sejak diusulkan pada tahun 2016,” kata Ansar di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Kamis (18/8/2022).
Ansar berharap dengan diserahkan sertifikat tersebut, maka pantun harus bisa digelorakan dalam keseharian masyarakat Indonesia, khususnya di Kepri.
“Dengan diserahkannya sertifikat dari UNESCO, tentunya dalam keseharian kita semua, kegiatan pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan tidak melupakan budaya pantun ini,” ucapnya.
Ia juga sudah memberikan pengarahan kepada Dewan Kesenian dan Dinas Kebudayaan di Kepri untuk membuat berbagai program dan kegiatan dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan di Kepri, salah satunya pantun.
“Kita bersama Provinsi Riau tentu harus lebih melestarikan pantun dari pada daerah lain,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kepri, Raja Ahmad Helmi, mendukung pengembangan kesenian dan kebudayaan berupa pantun, termasuk rencana membangun Taman Budaya Kepri.
Menurut dia, Kepri memiliki tiga budaya asli yang potensial untuk dikembangkan dan diperkenalkan ke tingkat nasional dan internasional yaitu Mak Yong, Pantun, dan Joget Dangkong.
“Jadi memang Dewan Kesenian Kepri lebih fokus kepada kesenian yang sudah tertinggal dan jadi kearifan lokal, kami sudah banyak mendapat arahan dari Pak Gubernur tentang kegiatan yang harus dijalankan,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepri, Juramadi Esram, mengatakan sesuai arahan Gubernur Ansar, dengan diterima sertifikat pantun sebagai warisan dunia, hal itu menjadi titik awal dari mengakar budaya berpantun dalam kehidupan masyarakat Kepri.
Hal ini sejalan visi Gubernur Ansar dan Wagub Marlin Agustina, yaitu “Terwujudnya Kepri yang makmur, berdaya saing, dan berbudaya”.
“Ini menjadi tugas kita bersama antara Dinas Kebudayaan dan Dewan Kesenian, terutama nantinya ada agenda Bulan Bahasa di bulan Oktober yang harus kita betul-betul maksimalkan untuk kebudayaan di Kepri,” katanya.
Pantun telah dikenal lebih dari 500 tahun yang lalu sebagai tradisi lisan masyarakat Melayu di wilayah kepulauan di Asia Tenggara. Pantun merupakan syair yang digunakan mengekspresikan ide dan perasaan, serta nasihat-nasihat sejak kelahiran manusia hingga kematian.
(*)