PELABUHAN Selat Lampa yang terletak di Natuna akan segera beroperasi sebagai pusat ekspor-impor. Dengan berfungsinya pelabuhan ini, diharapkan rantai distribusi logistik yang selama ini panjang dan mahal dapat dipangkas.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menurunkan biaya pengiriman barang dan meningkatkan efisiensi. Langkah ini diusulkan langsung oleh Bupati Natuna dengan tujuan untuk memperpendek rantai distribusi yang ada.
“Inisiatif Ibu Bupati, beliau mengusulkan agar pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan ekspor-impor,” kata Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, pada Senin (25/8/2025).
Gubernur Ansar Ahmad menekankan bahwa langkah strategis ini diharapkan dapat mempercepat pengiriman komoditas ekspor dari Natuna dan sekitarnya, serta mempermudah akses masyarakat terhadap barang kebutuhan pokok dan material konstruksi.
“Ini untuk memudahkan eksportir dalam mengirim produk dari Natuna dan memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemerintah daerah telah menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk bea cukai, KSOP, karantina, dan calon investor. Rapat ini bertujuan untuk mendata potensi komoditas ekspor Natuna dan menginventarisasi kebutuhan impor dari berbagai negara.
“Rapat tadi fokus pada pendataan komoditas ekspor, serta kebutuhan yang ada,” tambahnya.
Para investor juga berencana melakukan renovasi pelabuhan, termasuk revitalisasi gudang dan pengadaan alat berat seperti derek. Jika semua berjalan sesuai rencana, akan ada perluasan jangkauan distribusi sampai ke Anambas, yang diharapkan dapat menurunkan harga barang di wilayah tersebut.
“Jika ini sukses, akan menjadi terobosan baru. Selama ini, jalur distribusi barang sangat panjang dan mahal,” tuturnya.
Saat ini, rencana ini menunggu persetujuan dari Kementerian Perdagangan. Pemerintah daerah optimis bahwa program ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
(nes)