PENGURUS Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam masa khidmat 2022-2025 dikukuhkan. Kegiatan tersebut digelar di Kantor LAM Kota Batam, Sabtu (8/1), siang.
Pada kepengurusan ini, Dato’ Sri Setia Amanah Nyat Kadir, kembali diamanahi menjadi ketua umum LAM Kota Batam. Sementara pada jajaran Dewan Kehormatan diketuai oleh Wali Kota Batam Dato’ Setia Amanah, Muhammad Rudi.
Nyat Kadir mengaku terharu dan bangga atas komposisi pengurusan masa khidmat kali ini.
Menurut Nyat Kadir, komposisi kepengurusan saat ini diisi oleh orang-orang hebat dari pejabat pemerintah hingga para tokoh yang ingin berbuat untuk masyarakat melalui LAM Kota Batam.
“Banyak orang-orang hebat, yang dengan rendah hati hadir untuk masyarakat,” kata Nyat Kadir.
Ia berharap para pengurus dapat bahu membahu menjalankan program yang bermanfaat. Hal ini hendaknya tidak hanya dilakukan di tingkat LAM Kota Batam namun juga di LAM tingkat kecamatan.
Selain pengukuhan LAM Kota Batam, kegiatan ini juga diwarnai dengan penetapan pengurus LAM tingkat kecamatan.
“Pesan saya mari kita jalankan amanah dan terus berbuat,” ucapnya.
Di lokasi sama, Kepala Disbudpar Batam yang juga sebagai Wakil Ketua LAM Batam, Ardiwinata, mengatakan, dengan terbentuknya pengurus baru LAM Kota Batam, diharapkan mampu memajukan budaya Melayu.
“Kita sudah punya Perda (Peraturan Daerah) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu. Semoga koordinasi antara Disbudpar Batam dan LAM Batam terus terjalin demi melestarikan adat istiadat Melayu,” ujarnya.
Ardi mengatakan, saat ini Disbudpar terus melestarikan adat istiadat Melayu dengan menggelar event kebudayaan.
Bahkan, kata dia, Batam kini sudah memiliki Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), ada 10 unsur yang tercantum di dalamnya.
Adapun, 10 unsur itu di antaranya sastra lisan, olahraga tradisional dan pertunjukan tradisional. Dengan pengurusan baru LAM Batam, diharapkan terus bergandengan tangan dengan Disbudpar demi kemajuan budaya Melayu.
“Batam harus berbangga karena sudah ada PPKD. Pokok pikiran ini tidak hanya menyangkut budaya Melayu, bisa juga budaya lainnya yang ada di Batam,” ujarnya.
(*/zhr)