- Arus peti kemas di Pelabuhan Batam tumbuh 7% di semester pertama 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
- Jumlah peti kemas ekspor mencapai 116.000 TEUs, sedangkan peti kemas impor mencapai 114.000 TEUs.
- Terjadi peningkatan bongkar muat peti kemas, dengan 42.700 TEUs untuk bongkar dan 39.500 TEUs untuk muat.
AKTIFITAS bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Batam menunjukkan tren positif di semester pertama tahun 2024. Tercatat, arus peti kemas di Batam tumbuh 7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Hal ini disampaikan oleh Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam, Dendi Gustinandar.
“Dibandingkan semester pertama 2023 yang mencapai 293.000 TEUs, tahun ini mengalami peningkatan menjadi 313.000 TEUs,” ungkap Dendi.
Lebih rinci, Dendi menjelaskan bahwa jumlah peti kemas ekspor mencapai 116.000 TEUs, sedangkan peti kemas impor mencapai 114.000 TEUs. Untuk bongkar muat peti kemas, tercatat 42.700 TEUs untuk bongkar dan 39.500 TEUs untuk muat.
Peningkatan ini, menurut Dendi, salah satunya dipicu oleh beroperasinya Terminal Peti Kemas Batu Ampar di bawah PT Persero Batam. Sejak pengoperasiannya, kinerja pelayanan di terminal tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.
“Contohnya, berthing time di terminal meningkat 44 persen, dari sebelumnya 48-52 jam menjadi 9-29 jam. Rata-rata effective time pun mengalami peningkatan,” jelas Dendi.
Dendi menuturkan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh produktivitas yang lebih tinggi berkat penggunaan alat bongkar muat STS Crane. Selain itu, tidak diperlukannya manuver olah gerak kapal tambahan karena jangkauan crane konvensional yang terbatas.
Lebih lanjut, Dendi menjelaskan bahwa pengembangan Terminal Peti Kemas Batu Ampar akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama akan dilengkapi dengan lima alat bongkar muat Quay Crane, dua Harbor Mobile Crane (HMC), 12 RTG, dan 20 Terminal Truck.
“Lapangan penumpukan pun akan diperluas hingga 12 hektare,” imbuh Dendi.
Pengembangan infrastruktur dan suprastruktur ini diharapkan dapat menjadikan Batu Ampar sebagai direct call maupun transhipment terminal. Target penyelesaian pengembangan ini adalah Agustus 2028.
Peningkatan arus peti kemas di Pelabuhan Batam ini merupakan indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini juga menunjukkan komitmen BP Batam dalam meningkatkan konektivitas dan daya saing Batam di kancah internasional.
(dha)