MASA Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu menjadi momentum yang dinanti-nantikan bagi orang tua calon murid di Batam maupun wilayah lain pada umumnya.
Di balik semarak pelaksanaannya, tersimpan segudang masalah yang hingga kini masih belum mendapat solusi paripurna.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kepri, Sirajudin Nur mengatakan sejumlah persoalan di PPDB sudah teridentifikasi.
“Ada tindakan sudah diambil, tapi memang tak serta merta selesai. Identifikasi masalah yang kami lihat ada dua yakni kesenjangan mutu pendidikan dan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan,” katanyaa saat berbincang bersama tim GoWest Indonesia dalam program Ngobrol Everwyhere di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Diamond Palace, Batam Centre, Sabtu (24/7).

Untuk mengatasai keterbatasan sarana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah mendapat anggaran sebesar Rp 47,05 miliar dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun ini.
“Dana itu dianggarkan untuk membangun 135 ruang kelas baru (RKB) di Kepri, dan 108 diataranya di Batam,” katanya.

Persoalan sarpras juga menyangkut kapasitas sekolah yang mengalami over capacity, misalnnya SMAN 3 Batam. Ditambah lagi, sekolah negeri pendukung SMAN 3, yakni SMAN 26 juga kekurangan RKB.
“Kita bangunkan kelas baru, sehingga kuantitas sarpras memeadai,” jelasnya.
Sirajudin juga menyampaikan sejumlah hal penting lainnya terkait meningkatkan mutu pendidikan dan hal-hal menarik lainnya.

Lebih lengkapnya dapat disaksikan di tayangan Ngobrol Everywhere (produksi) (leo).