PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sedang merancang pembangunan Estuari DAM, sebuah proyek besar senilai Rp14 triliun yang bertujuan mengubah air laut menjadi sumber air bersih bagi Pulau Bintan, Batam dan sekitarnya.
BERBEDA dari waduk tradisional, Estuari DAM akan dibangun dengan cara membendung lautan antara Senggarang, Tanjungpinang, dan Teluk Bintan, serta menggunakan teknologi mutakhir untuk mengolah air laut menjadi air tawar.
“Waduk ini akan mengandalkan air laut yang dibendung dan diolah menjadi air tawar. Dengan demikian, air tersebut dapat digunakan sebagai air konsumsi,” sebut Asisten II Pemprov Kepri, Luki Zaiman.
Konsep ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi potensi krisis air bersih, tidak hanya untuk Pulau Bintan, tetapi juga dapat menjangkau Batam.
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap kajian oleh PT Moya, yang mencakup pengukuran luas area yang akan dibendung dan analisis dampak lingkungan yang komprehensif.
“Pengkajian oleh PT Moya masih berlangsung untuk menentukan luas area yang akan dibendung. Kami juga akan menilai dampak dari pembangunan Estuari DAM ini,” tambah Luki.
Dengan total investasi yang melebihi Rp14 triliun, proyek ini diperkirakan menjadi salah satu pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah Kepri. Pemerintah berharap Estuari DAM akan menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih seiring pertumbuhan populasi dan aktivitas industri di kawasan tersebut.
“Investasi ini diharapkan akan bermanfaat bagi seluruh Pulau Bintan dan dapat mencakup Batam, mengingat kebutuhan air yang terus meningkat di masa depan,” katanya.
Estuari DAM adalah konsep inovatif dalam pengelolaan air yang menggabungkan teknologi modern untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Estuari DAM:
Konsep Estuari DAM
Estuari DAM berfungsi dengan membendung area laut di sekitar pulau-pulau tertentu, seperti misalnya antara Senggarang, Tanjungpinang, dan Teluk Bintan yang sedang dirancang pemprov Kepri saat ini.
Air laut yang terperangkap kemudian bisa diolah menggunakan teknologi canggih untuk menghilangkan garam, sehingga menghasilkan air tawar yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Proyek ini bertujuan untuk menyediakan sumber air bersih yang dapat diandalkan, terutama untuk daerah yang berisiko menghadapi krisis air bersih di masa depan.
Dengan meningkatnya populasi dan aktivitas industri, Estuari DAM diharapkan dapat memenuhi permintaan air yang terus bertambah.
Keunggulan
- Bukan di Daratan: Berbeda dengan waduk konvensional, Estuari DAM tidak memerlukan lahan darat untuk dibangun, sehingga mengurangi dampak terhadap ekosistem darat.
- Penyediaan Air Berkelanjutan: Menggunakan sumber daya air laut yang melimpah, proyek ini menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan metode penyediaan air lainnya.
4. Dampak Lingkungan
- Sebelum pelaksanaan, analisis dampak lingkungan dilakukan untuk memastikan bahwa proyek tidak merugikan ekosistem lokal.
- Penelitian ini juga mencakup studi tentang bagaimana membendung air laut dapat memengaruhi lingkungan sekitarnya.
Di Kepulauan Riau, konsep Estuari DAM sebenarnya sudah dilakukan, khususnya di pulau Batam. Salah satu contoh estuari DAM yang sudah beroperasi adalah DAM Duriangkang. DAM ini terletak berfungsi menyuplai air bersih bagi masyarakat Batam. DAM Tembesi juga merupakan bentuk estuari DAM lainnya yang ada di Batam.
(nes/ham)