PULAU Dea-dea dikenal sebagai Pulau Kucingnya Indonesia. Hal ini hampir serupa yang terjadi di pulau Tashirojima, Jepang yang juga dihuni oleh kucing-kucing liar.
Dilansir dari laman Sulbarkita.com, “warga”di Pulau Dea-dea adalah kucing liar yang bertahan hidup hingga berkembang biak dengan banyak dan tanpa bantuan manusia. Pulau Dea-dea selama ini memang dikenal sebagai pulau yang tidak berpenghuni manusia.
Tidak ada yang tahu pasti kapan membludaknya populasi kucing di pulau itu. Tapi, seperti yang kami lansir dari laman Sulbarkita.com, kucing yang berkembang biak pesat di pemukiman Binuang, membuat warga terpaksa ‘mengasingkan’ mereka ke Dea-dea.
Dan rupanya, alam Pulau Dea-Dea yang asri dengan pepohonan bakau serta pasir putihnya, justru membuat kucibg-kucing yang sengaja dibuang di sana betah. Mereka berkembang biak dan membangun komunitasnya sendiri.
Lalu, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan makanannya?
Habitat laut dan pinggir pantai seperti kerang, keong, kepiting, dan ikan kecil cukup melimpah di Pulau Dea-Dea. Itulah yang membuat para kucing betah dan selalu mendapat pasokan makanannya.
Mau ke sana? Untuk bisa sampai ke pulau itu, kamu harus menyewa perahu–taksi air– yang ada di dermaga Penyeberangan Belang-belang, Tonyomang dengan jarak tempuh sekitar 15 menit.
Tapi, bila ingin bertemu kucing-kucing itu tak mudah. Sifat mereka yang sudah berubah jadi liar, membuat kucing-kucing ini memilih menghindar saat bertemu manusia.
Selain karena keunikan fenomena populasi kucing, Pulau Dea-dea juga memiliki pemandangan alam yang begitu indah yang dapat membuat wisatawan betah berlama-lama di tempat itu. ***