PENURUNAN penjualan properti memang berdampak signifikan terhadap penerimaan daerah, khususnya Bea Atas Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Tapi, ada kabar baik. Pengembang memprediksi setelah lebaran, penjualan properti akan membaik kembali, meski nilainya tidak akan menggembirakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Musim puasa dan lebaran kemarin, memang menjadi momen penjualan properti berada dalam porsi terendah,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan, Rabu (16/6).
Tapi pasca lebaran, minat masyarakat untuk membeli properti diprediksi akan meningkat.
“Waktu puasa dan lebaran kemarin, objektif masyarakat lebih kepada kebutuhan lebaran,” jelasnya.
Achyar menyebut bahwa sekarang proses jual beli lebih mudah, sehingga masyarakat pun dapat memiliki rumah idaman dengan cepat.
Pengembang memilih berurusan secara dua belah pihak saja dengan konsumen, tanpa melibatkan perbankan yang masih bersikap selektif tentunya.
“Ibaratnya, konsumen transaksi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) langsung dengan pengembang. Sistemnya dengan cash bertahap selama beberapa tahun,” ujar Achyar.
Minat masyarakat saat ini menyasar kepada rumah murah bersubsidi dan rumah dengan harga murah dibawah Rp 200 juta.
Antusiasme masyarakat tersebut bisa dilihat dari interaksi pengembang dengan konsumen di platform media sosial. Contohnya di Marketplace Facebook.
“Sementara untuk rumah menengah ke atas, rumah mewah serta apartemen, kondominium dan lainnya, masih menurun penjualannya. Banyak pembeli potensial yang masih menahan diri,” tuturnya.
Achyar meyakini setelah lebaran, penerimaan daerah dari BPHTB akan segera meningkat.
“Penduduk Batam terus bertambah, maka kebutuhan rumah akan terus meningkat. Memang di situasi tengah pandemi seperti ini, penjualan masih jauh dari harapan. Tapi ada harapan akan pulih dengan perlahan-lahan, ” jelasnya.
*(rky/GoWest)