KEBERADAAN museum Batam yang diberi nama Raja Ali Haji ini diharapkan menjadi daya tarik baru bagi wisata domestik dan mancanegara.
“Memenuhi kebutuhan warga Batam dan wisman untuk mengetahui sejarah peradaban Batam, yang pekerjaan revitalisasinya hampir rampung ” kata Ardiwinata, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Kamis (9/1).
Disebutkannya, museum juga bisa menjadi destinasi baru bagi siswa untuk belajar tentang kebudayaan Batam. Karena konsep yang ditampilkan museum yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Centre ini menggambarkan perjalanan sejarah Batam sejak masa Kerajaan Riau Lingga hingga Batam saat ini.
“Konsep timeline, mulai dari Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temanggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan infrastruktur atau Batam sekarang,” terangnya.
Museum yang dulunya merupakan Gedung Astaka MTQ Nasional ke- 25 tahun 2014 dibangun dua lantai.
Perasaan nyaman akan langsung dirasakan pengunjung begitu masuk kedalam museum. Di setiap dinding terdapat pajangan foto dari masa ke masa, lengkap dengan narasinya, sehingga pengunjung dapat mengetahui sejarah masa ke masa.
“Misalnya zaman kerajaan Riau Lingga,” ujarnya.
Ia menjelaskan, revitalisasi museum ini mendapatkan anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain foto, isi museum juga dilengkapi dengan kramik kuno peralatan upacara adat dan peningalan bersejerah lainnya.
“Ada banyak benda bersejarah yang bisa diketahui ketika mereka berkunjung ke Museum Batam,” pungkasnya.
*(zhr/GoWestId)