MENJELANG perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah menyiapkan dana sebesar Rp 1,3 triliun.
Kepala Perwakilan BI Kepri Musni Hardi K. Atmaja, mengatakan sebanyak 85 hingga 90 persen uang tersebut diperuntukkan di Kota Batam. Uang yang disiapkan oleh BI Kepri dinilai cukup untuk masyarakat Kepri khususnya Kota Batam menjelang perayaan Nataru.
“Untuk Nataru kita siapkan Rp1,3 triliun di Kepri, mayoritas di Batam dan sudah di tarik Rp866 miliar. Dari Rp1,3 triliun itu, 85 sampai 90 persen untuk Batam,” kata Musni dalam rapat koordinasi menjelang Nataru di Kantor Wali Kota Batam, Rabu (14/12/2022).
Musni menambahkan selain mempersiapkan kebutuhan uang tunai menjelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya juga meminta kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk memastikan proses bongkar muat bahan pangan di beberapa pelabuhan berjalan dengan lancar.
Hal tersebut sebagai salah satu upaya dalam menekan angka inflasi akhir tahun serta memastikan kebutuhan bahan pangan masyarakat tetap terpenuhi.
Musni menyebutkan saat ini angka inflasi di Kota Batam mencapai 4,76 persen. “Kami juga konsen dengan inflasi, barangkali bisa ditindak lanjut untuk kelancaran bongkar muat bahan pokok. Mudah-mudahan tidak terganggu dengan meningkatnya arus penumpang,” ujarnya.
“Kami berharap inflasi Batam pada Desember ini tidak lebih dari 1 persen. Kalau nambah 1 persen kita jadi 5,8 persen. Jadi kami berharap bisa kita jaga inflasinya di bawah 1 persen,” sambung Musni.
“Kami berharap inflasi Batam pada Desember ini tidak lebih dari 1 persen. Kalau nambah 1 persen kita jadi 5,8 persen. Jadi kami berharap bisa kita jaga inflasinya di bawah 1 persen,” kata Musni lagi.
Sementara itu, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, juga meminta kepada pemangku kebijakan yang berada di kawasan bongkar muat bahan pangan dapat mempermudah proses tersebut.
“Saya titip kepada Angkatan Laut dan KSOP tolong dipermudah, sehingga sampai Januari tidak ada kendala tentang inflasi ini,” kata Rudi.
(*)
Sumber: Antara