SAMSUNG harus menanggung kerugian besar akibat ‘skandal Galaxy Note 7’. Kerugian perusahaan raksasa tersebut diperkirakan mencapai setidaknya US$5,4 miliar atau sekitar Rp70 triliun.
PADA hari Jumat (14/10) kemarin, raksasa teknologi Korea Selatan itu mengumumkan kemungkinan tambahan kerugian sebesar US$2,5 miliar.
Samsung diperkirakan akan mengalami pukulan lebih lanjut terhadap neraca keuangannya akibat penarikan Note 7 dan pemasukan akan terdampak pada kuartal pertama 2017.
Raksasa teknologi itu telah merevisi patokan pendapatan kuartal ketiga tahun ini.
Laman BBC Indonesia menyebut, Samsung Note 7 ditarik bulan lalu setelah kasus-kasus baterai terbakar. Tapi ketika ponsel pengganti juga mengalami masalah yang sama, Samsung menghentikan seluruh produk Note 7.
Ponsel premium yang diluncurkan pada bulan Agustus tersebut dimaksudkan untuk menandingi produk Apple terbaru, iPhone 7 dan iPhone 7 Plus.

Samsung mengatakan bahwa untuk ‘menormalkan bisnis ponsel’ mereka akan memperluas penjualan perangkat andalan lain seperti Galaxy S7 dan S7 Edge.
“Selain itu, perusahaan akan fokus pada peningkatan keamanan produk bagi para konsumen, dengan membuat perubahan berarti dalam proses penjaminan kualitas,” kata Samsung dalam pernyataannya.
September lalu, perusahaan itu menarik sekitar 2,5 juta Samsung Note 7 setelah munculnya berbagai laporan tentang panas berlebihan dan meledaknya baterai.

Samsung sempat bersikeras bahwa semua perangkat pengganti sudah aman. Namun, meski demikian, laporan tentang terbakarnya posel-ponsel tersebut masih terus bermunculan.
Pada hari Selasa (11/10), perusahaan itu mengumumkan penghentian total produksi Note 7 dan menyerukan para pengguna untuk mematikannya.
Masa Depan Samsung Paska Galaxy Note 7
PERUSAHAAN finansial Credit Suisse seperti diberitakan CNN Indonesia bahkan memprediksi Samsung bisa mengalami kerugian sebesar US$17 miliar atau sekitar Rp221 triliun akibat gagal menjual Galaxy Note 7.
Kerugian tersebut merupakan prediksi Credit Suisse jika Samsung benar-benar berhenti menjual Galaxy Note 7. Itu berarti Samsung mengalami hilang penjualan sebanyak 19 juta unit ponsel atau setara uang hampir US$17 miliar yang diharapkan Samsung dari siklus produk Galaxy Note 7 ini.

Galaxy Note 7 sendiri merupakan ponsel pintar kelas premium yang seharusnya diandalkan Samsung untuk bersaing dengan iPhone 7 Plus di tahun 2016 ini.
Selain Galaxy Note 7, di segmen premium ini Samsung juga mengandalkan Galaxy S7.
Penarikan produk Galaxy Note 7 dari pasar ini merupakan skala terbesar yang pernah dialami Samsung.
Drama yang terjadi di model andalan Samsung, Galaxy Note 7, berakhir pedih ketika perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi dan penjualannya. Proyek masa depan Samsung tampaknya juga akan terkena dampak.
Sebuah laporan dari Korea Selatan menyebutkan bahwa Samsung Electronics terpaksa harus melambatkan proyek masa depannya, termasuk fintech, finance, pengenalan iris, cloud, dan bahkan mobil elektrik.
Banyak waktu yang tersita oleh insiden Galaxy Note 7. Perusahaan itu juga terpaksa mengundur pembicaraan dengan Fiat Chrysler.
Kematian Galaxy Note 7 telah membawa dampak buruk pada rencana Samsung untuk memperluas bisnis perangkat wearable-nya serta pembuatan layanan baru dari teknologi yang diperkenalkan di Note 7. Perlu diingat bahwa Samsung hingga kini belum memperkenalkan Gear S3.

Dengan fokus media pada insiden Galaxy Note 7, smartwatch tersebut bisa saja tidak diterima dengan baik seperti harapan Samsung. Pembangunan fitur seperti Samsung Cloud dan iris recognition juga terbengkalai karena Note 7 adalah perangkat pertama yang membawanya.
Saat ini Samsung juga telah bekerja dengan bank dan insititusi lainnya untuk bersabar menunggu karena mereka saat ini tidak lagi memiliki perangkat yang memiliki iris scanner.
Kemajuan Samsung di semua bidang ini hanya akan menjadi jelas pada tahun depan, yakni ketika produk Galaxy S8 dikeluarkan.
Yang jadi pertanyaan, masih kuatkah brand itu untuk memposisikan Galaxy S8 sebagai produk andalan yang bakal menguasai pasar?
Kemajuan Samsung paska skandal Galaxy Note 7 di semua bidang, sepertinya baru akan menjadi jelas pada tahun depan, ketika Galaxy S8 tiba.
Berhasil atau gagal lagi? ***