SEPANJANG tahun 2019, penumpang yang memadati Bandara Internasional Hang Nadim Batam sebanyak 4.558.767, dengan perincian 2.172.196 penumpang yang datang dan 2.386.571 penumpang yang berangkat.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, terjadi penurunan yang cukup signifikan. Padahal dalam dua tahun belakangan terjadi tren peningkatan jumlah penumpang di bandara yang terletak di Kecamatan Nongsa ini.
Pada tahun 2017 lalu ada 6,3 juta penumpang yang memadati Bandara Hang Nadim. Di 2018 kembali terjadi peningkatan dengan total jumlah penumpang sebesar 6,5 juta jiwa.
Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam, Suwarso menuturkan, faktor kebijakan bagasi berbayar dari Lion Group dan tarif batas atas (TBA) harga tiket yang dinilai masih tinggi, menjadi sebab utama akan penurunan jumlah penumpang di Bandara Hang Nadim dan bandara lain di Indonesia.
Akhirnya, masyarakat lebih memilih moda transportasi laut dan darat saat akan bepergian termasuk mudik. Dan pesawat menjadi pilihan ketika memang ada keperluan mendesak saja.
“Sejauh ini masih belum ada solusi, masih terjadi penurunan,” kata Suwarso ketika dihubungi pada Jumat (3/1).
Suwarso melanjutkan, pada 2019 lalu sejumlah penerbangan juga mengalami pembatalan karena sepinya penumpang. Utamanya saat tiga bulan pertama kebijakan bagasi berbayar dan TBA ditetapkan. Meskipun pemerintah melakukan intervensi atas besaran TBA, gerak penurunan penumpang tidak mengalami perubahan yang berarti, masih belum kembali seperti kondisi semula.
Di bandara hang Nadim Batam sendiri, jumlah penumpang yang biasanya berada di angka di atas 7.000 penumpang setiap harinya, mengalami penurunan hanya di angka sekitar 6.500 sampai 6.800 penumpang setelah kebijakan tersebut diberlakukan.
Di 2020 ini, kondisi serupa diperkirakan masih akan berlangsung, kalau tidak ada kebijakan yang membawa penurunan harga tiket pesawat.
“Kita harapkan pemerintah bisa membantu membuat kebijakan yang bisa menurunkan harga tiket,” kata Suwarso lagi.
*(bob/GoWestId)