Budaya
Tahun Baru Imlek, Sarat Berbagai Tradisi Yang Tetap Dilestarikan Sampai Sekarang

PERAYAAN Imlek 2573 Kongzili yang jatuh pada 1 Februari 2022 disambut dengan shio Macan Air sekaligus menjadi pertanda pergantian awal musim semi.
Menurut catatan sejarah Imlek, peringatan tahunan ini sarat akan berbagai tradisi yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan masih dilestarikan sampai sekarang.
Untuk mengetahui bagaimana perjalanan panjang dari rangkaian Imlek, berikut sejarah lengkapnya seperti dilansir dari China Highlight.
Sejarah Imlek Era Dinasti Shang
Awal mula berlangsungnya Imlek atau Tahun Baru China diyakini terjadi pada zaman Dinasti Shang pada 1600-1046 sebelum masehi (SM), sekitar 3500 tahun lalu.
Di zaman itu, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan sebagai bentuk menghormati dewa dan leluhur yang dilakukan setiap awal serta akhir tahun.
Momentum tersebut juga menjadi ritual untuk mempersembahkan korban kepada leluhur atau dewa, sekaligus menyembah alam sambil memberkati hasil panen pada pergantian tahun.
Masih berlatar era Dinasti Shang, sejarah Imlek turut diwarnai dengan cerita legenda terkait serangan monster bernama Nian.
Nian digambarkan berupa monster kejam bergigi taring, pemakan hewan ternak, hasil bumi, sampai manusia. Sosok Nian juga dianggap seperti ‘monster tahunan’ yang selalu menyerang kehidupan manusia setiap malam tahun baru.
Salah satu cara untuk mencegah serangan Nian yang menghancurkan harta benda, warga rela menghidangkan beberapa makanan di setiap pintu rumah untuk Nian.
Konon, menurut nasihat leluhur, monster Nian takut dengan suara keras (petasan) dan hal-hal berwarna merah.
Oleh sebab itu, orang-orang mulai memasang lentera merah dan gulungan kertas merah di setiap jendela serta pintu rumah mereka untuk mencegah Nian masuk.
Lalu, ada juga bambu bakar atau sekarang diganti dengan petasan untuk menakut-nakuti Nian. Hal ini dipercaya membuat Nian tidak pernah muncul lagi.
Era Dinasti Han sampai Sekarang
Berlanjut ke era Dinasti Han pada 202 SM – 220 M, perayaan Imlek semakin populer. Salah satu tradisi yang paling dikenal kala itu adalah membakar bambu untuk membuat suara retakan yang keras.
Di tahun ini juga, Dinasti Han menetapkan tanggal Tahun Baru China atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok.
Rangkaian festival Imlek mulai bervariasi, khususnya ketika memasuki era Dinasti Wei dan Jin (220-420). Ritualnya tidak hanya upacara pengorbanan pada leluhur, melainkan ada kegiatan membersihkan rumah, makan bersama, sampai acara hiburan.
Kegiatan Tahun Baru Imlek justru semakin meriah pada era Dinasti Tang hingga Qing karena kemakmuran ekonomi.
Pada era Dinasti Tang, ritual inti masih terus dilakukan, namun ada beberapa hal lain yang menjadi tambahan. Di antaranya perayaan petasan, pertunjukan lampion, pameran kuil, hingga mengunjungi sanak saudara.
Festival Musim Semi ini perlahan mulai mengikuti zaman menjadi lebih modern tapi tetap religius. Perbedaannya ada pada kegiatan pendukung yang lebih menghibur.
Terlebih di masa seperti sekarang, selain beribadah, umat Tionghoa berlomba-lomba mendekor hunian mereka dengan segala macam ornamen khas Imlek sehingga semakin berwarna.
Itu-lah rangkaian sejarah Imlek dari zaman ke zaman yang diperingati sebagai perayaan Tahun Baru Cina.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com