Hubungi kami di

Kota Kita

Tekan Inflasi, Pemprov Kepri Datangkan 1,5 Ton Cabai dari Jawa Tengah

Terbit

|

Pemprov Kepri melalui DP2KH mendatangkan 1 ton cabai merah dari Magelang, Jawa Tengah untuk tekan inflasi. F. DP2KH Provinsi Kepri

KEPALA Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rika Azmi, mengatakan dalam upaya menekan angka inflasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah mendatangkan satu ton cabai merah keriting dan 0,5 ton cabai rawit dari Magelang, Jawa Tengah

Rika mengatakan, kedua komoditas ini sudah tiba dari Magelang dengan menggunakan pesawat. “Kedua komoditas ini akan dijual pada operasi pasar yang digelar DP2KH Kepri di Pasar Mitra Tani Km 11, Tanjungpinang, 24-25 September 2022,” ujarnya di Tanjungpinang, Sabtu (23/9/2022.

Ia mengungkapkan, kegiatan operasi pasar ini difasilitasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah. “Kalau kebutuhan cabai, memang masih bergantung pada daerah lain, salah satunya Pulau Jawa,” sebutnya.

BACA JUGA :  Aparat Gabungan Gelar Operasi Yustisi

Asisten II Pemprov Kepri, Luki Zaiman Prawira, menyampaikan kegiatan pasar murah yang dilaksanakan oleh DP2KH Kepri menjual berbagai macam kebutuhan pokok, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, cabai merah keriting, cabai hijau, cabai rawit, cabai kering keriting, dan telur ayam.

Kemudian, minyak goreng kemasan, minyak goreng curah, gula pasir curah, kentang, beras medium, beras premium, sorgum, tepung terigu, sayur sayuran, dan buah buahan.

BACA JUGA :  Bertambah! Kokain yang Ditemukan di Pantai Anambas Jadi 43 Kg

“Masyarakat silakan hadir dan berbelanja di gerai pasar murah. Harganya lebih murah dari harga pasar,” imbaunya.

Luki menyebutkan pasar murah jadi salah satu strategi Pemprov Kepri untuk mengendalikan inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan pokok disertai penyesuaian harga BBM.

Pasar murah bertujuan menstabilkan harga bahan pokok sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya yang kurang mampu.

“Kami akan gelar rutin, misalnya dua kali dalam sebulan. Kalau terlalu sering, kurang baik juga terhadap kondisi harga bahan pokok di pasaran umumnya,” ucap Luki.

(*)

Sumber: Antara

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]