BERBAGAI upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang untuk mendorong pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) agar dapat bersaing dan terus berkembang. Salah satunya dengan membekali lewat pelatihan digital literasi.
Melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang memberikan pelatihan digital literasi kepada 100 pelaku usaha IKM, di Hotel Bintan Plaza Tanjungpinang, Kepri, Selasa (22/11/2022).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto, mengatakan tantangan yang dihadapi pelaku IKM di era tranformasi digital saat ini adalah rendahnya pengetahuan metode perdagangan dari cara berbisnis konvensional menjadi online bisnis.
Oleh karena itu, IKM perlu mendapatkan dukungan maksimal dari Pemko, salah satunya dengan mendorong pelaku IKM untuk bisa memanfaatkan platform digital dalam rangka meningkatkan produktivitas, potensi, dan pemasaran produk.
“Sekarang ini semuanya serba digital. Jadi, nanti bapak ibu akan dibekali ilmu, supaya bisa mengenali berbagai platfom digital, bagaimana cara promosinya, sehingga bisa memasarkan produknya secara online,” kata Bambang, sebelum membuka pelatihan tersebut.
Untuk itu, kepada para peserta diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan digital ini untuk pengembangan usahanya.
“Ikuti dengan seksama, gali ilmunya. Seandainya ada yang kurang jelas, tanyakan lagi ke narasumber, sampai betul-betul memahami materi yang disampaikan,” pintanya.
Kepada narasumber, Bambang juga meminta agar dapat memberikan materi dengan sebaik-baiknya dan penuh ketelatenan, supaya bisa ditangkap dan dimengerti oleh peserta.
“Sehingga, apa yang menjadi tujuan kegiatan ini bisa maksimal, bermanfaat, dan bisa diimplementasikan di kemudian hari oleh pelaku usaha IKM,” ucapnya.
Kapala Bidang (Kabid) Perindustrian Disdagin Kota Tanjungpinang, Surya Dharma Sarno, dalam laporannya menyebutkan ada 100 orang pelaku IKM Kota Tanjungpinang yang ikut dalam pelatihan digital ini. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai 22-24 November 2022.
“Para IKM diharapkan selalu kreatif, termasuk mampu memasarkan produknya secara luas lewat digital. Karena IKM kini menjadi fokus pembinaan oleh pemerintah agar mampu menjadi ceruk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Salah satu peserta IKM yang membuat souvenir, Asfianty Zulfitri (48), mengaku pelatihan ini merupakan hal yang baru dan sangat bermanfaat baginya dalam memasarkan produk kreasi souvenir secara luas melalui media sosial.
Ia mengatakan, produk yang dibuatnya dari bermacam kreasi kerajinan, ada dari kain songket, sulam pita, dan kantong goni yang bisa untuk souvenir pernikahan.
Selama ini, pemasarannya dilakukan secara langsung dan juga lewat media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
“Tapi, dengan adanya literasi ini, saya bisa lebih paham bagaimana penggunaannya, mau di pasarkan seperti apa dari masing-masing platform digital tersebut.” ungkapnya.
(*)