KEPALA Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bintan, Arif Sumarsono, mengungkapkan kawasan Pantai Trikora Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) tercemar limbah.
“Akibat tercemar limbah tersebut, menyebabkan air di kawasan Pantai Trikora berwarna coklat pekat,” kata Arif, dikutip dari Antara, Minggu (12/2/2023).
Namun demikian, ia mengaku sampai sekarang belum mengetahui apakah limbah tersebut berasal dari sungai yang mengalir ke laut atau dari tumpahan minyak.
Arif mengatakan, sejumlah wisatawan domestik yang berlibur di kawasan wisata di sekitar Pantai Trikora mengeluhkan pantai yang biasanya jernih berubah menjadi kotor. Bahkan ada wisatawan yang mencium bau solar dan oli.
“Kami akan laporkan kasus ini kepada Dinas Lingkungan Hidup Bintan dan Dinas Lingkungan Hidup Kepri agar diketahui penyebab air laut yang biru berubah cokelat,” katanya.
Pihaknya mengingatkan masyarakat untuk menjaga kelestarian laut, dengan tidak membuang solar atau oli cair di laut. Pencemaran pantai akibat limbah dapat merugikan pengelola tempat wisata di Pantai Trikora.
“Banyak wisatawan yang mengeluh air laut yang biasanya jernih menjadi kotor sehingga merema tidak dapat berenang,” kata Arif Sumarsono.
Salah seorang wisatawan asal Tanjungpinang, Ayu merasa kecewa melihat Pantai Trikora yang biasanya indah menjadi kotor.
“Saya bawa anak saya ke sini untuk berenang, tapi batal karena pantainya kotor,” kata di Marjoli, salah satu kawasan wisata di Pantai Trikora.
Hal senada dikatakan Aini. Ia bersama suami dan anak-anaknya terpaksa meninggalkan Pantai Trikora karena kotor dan bau.
“Beberapa hari lalu, airnya masih jernih, tetapi sekarang sudah berwarna coklat,” katanya.
(*/ade)