KEPALA Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan bahwa Batam menyumbang 79,97 persen realisasi investasi asing di Kepri.
“Sesuai arahan Menko Perekonomian, target ini diharapkan terus naik setiap tahunnya. Untuk itu, BP Batam saat ini tengah menyiapkan fasilitas pendukung berupa infrastruktur yang memadai,” ujarnya Selasa (21/2) saat Rapat Kerja Polda Kepri di Graha Lancang Kuning.
Infrastruktur yang sudah dibangun antara lain jalan menuju pelabuhan dan bandara, revitalisasi Terminal 1 dan pembangunan Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim melalui Konsorsium PT. Bandara Internasional Batam (PT BIB), menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sekupang (KIS), pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi, hingga rencana pembangunan Light Rapid Transit (LRT) Batam sebagai moda transportasi modern di tengah kota.
“Selain pembangunan fisik, sesuai perintah Presiden RI, BP Batam juga sudah melakukan sentralisasi sistem perizinan melalui Online Single Submission (OSS) untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan investasi di Kota Batam,” jelasnya.
Upaya-upaya ini merupakan cara untuk mendorong stimulan peningkatan perekonomian, agar manfaatnya dapat dirasakan bagi seluruh pihak, baik masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah dan pusat.
Hingga 2024, puluhan proyek pembangunan infrastruktur telah dipersiapkan untuk menyiapkan Batam sebagai kota Baru yang semakin maju dan modern.
“Saya yakin, jika ekonomi Batam maju, maka wilayah di sekitarnya pasti juga menikmati hal yang sama,” ungkapnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur membawa dampak positif, dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam pada Tahun 2021 yang meningkat drastis sebesar 4,75 persen, dan berhasil melampaui pertumbuhan Provinsi Kepri sebesar 3,43 persen serta pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69 persen.
“Dari data sementara yang dihimpun, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Batam Tahun 2022 akan terus menguat dengan proyeksi rata-rata dari 5,6 sampai dengan 6,8 persen. Artinya, Kota Batam menjadi tulang punggung perekonomian Provinsi Kepri dan nasional,” pungkasnya (leo).