Uang
Awal Tahun, Pengendalian Inflasi Batam Fokus Melalui Operasi Pasar

PENGENDALIAN harga kebutuhan pangan di Batam berjalan cukup optimal. Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin mengatakan melalui operasi pasar, harga-harga kebutuhan pokok di pasar bisa terkendali.
Sebagai gambaran, inflasi Batam Desember 2022 lalu sebesar 1,14 persen. Adapun andil komoditi penyumbang inflasi pada bulan tersebut yaitu angkutan udara, bayam, telur ayam ras, kangkung, rokok kretek filter, cabai rawit, emas Perhiasan daging ayam ras, kacang panjang.
“Selain melaksanakan operasi pasar, monitoring harga dan ketersediaan pangan, pengembangan urban farming dan lainnya ini dapat menekan inflasi di Kota Batam,” kata Jefridin, Senin (9/1) di Batam Centre usai rapat koordinasi pengendalian inflasi degnan Mendagri, Tito Karnavian secara daring.
Sementara itu, komoditi penyumbang inflasi sepanjang tahun dari Januari hingga Desember 2022 yaitu bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, kangkung, daging ayam ras, bayam, telur ayam ras, rokok putih, kontrak rumah, sabun detergen bubuk.
“Pada prinsipnya, kerja pengendalian inflasi ini terus kita lakukan. Pak wali begitu konsen dengan hal ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Adidoyo Prakoso mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan berupaya mengendalikan inflasi melalui perluasan dan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNNP), yang berfokus pada meningkatkan produksi pangan, memperkuat kerja sama antar daerah dan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar.
Pada Desember 2022, harga komoditas naik cukup tinggi menjelang Natal dan Tahun Baru 2023, dimana pendorong utamanya yakni peningkatan harga tiket pesawat, bayam, kangkung, telur ayam ras, dan rokok.
“Untuk mengurangi dampaknya, operasi murah dilakukan di Tanjung Pinang, Batam dan Lingga. Selain itu, pemantauan harga di pasar juga dilaksanakan secara intensif, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru,” paparnya.
Dalam jangka panjang, TPID akan melanjutkan upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan dan petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih seperti Program Lipat Ganda dan penerapan integrated farming untuk menekan biaya produksi.
“Selain itu, pemasaran bahan pangan secara online juga diintegrasikan dengan pembayaran secara digital (QRIS) terus didorong untuk efisiensi rantai distribusi,” pungkasnya (leo).