BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (7/12/2021).
jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru bertambah menjadi 34 orang.
“Update dari lapangan meninggal dunia 34 orang,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat dihubungi, Selasa (7/12).
Abdul menambahkan, sampai dengan Selasa siang (7/12), setidaknya ada 2.000 warga yang mengungsi. Kemudian ada beberapa orang yang sebelumnya dinyatakan hilang kini sudah ditemukan.
Berdasarkan data BNPB, jumlah orang yang hilang akibat erupsi Semeru mencapai 27, namun saat ini tinggal 17 orang lagi yang belum ditemukan.
Sedangkan Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna, kepada sejumlah wartawan di Posko Lapangan Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, menyampaikan ada empat tim evakuasi yang melakukan operasi pencarian terhadap korban terdampak awan panas guguran di beberapa titik. Yakni di Curah Kobokan, Kampung Renteng, dan lokasi penambangan pasir.
“Tim evakuasi paling banyak menemukan jenazah korban di dua lokasi yakni Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, dan Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh,” tuturnya.
Ia menjelaskan jenazah korban lebih banyak ditemukan tertimbun material abu vulkanik dan awan panas guguran, namun ada juga yang ditemukan di dalam reruntuhan rumah.
“Sejauh ini cuaca cukup cerah dalam melakukan evakuasi korban awan panas guguran Semeru karena kendala tim operasi selama ini yakni faktor cuaca seperti angin kencang dan hujan deras, serta aktivitas Semeru seperti awan panas guguran dan abu vulkanik,” tuturnya.
Ia mengatakan aktivitas Gunung Semeru yang masih berpotensi meluncurkan awan panas guguran juga menjadi pertimbangan tim operasi dalam melakukan evakuasi korban.
“Kami mengutamakan keselamatan tim evakuasi dalam melakukan pencarian korban. Apabila cuaca buruk maka tim akan mencari tempat yang aman lebih dulu sebelum melanjutkan evakuasi korban,” katanya.
Jenazah korban yang ditemukan tim evakuasi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haryoto dan RSUD Bhayangkara Lumajang untuk penanganan selanjutnya.
Sementara itu, berdasarkan data Basarnas Surabaya, jumlah korban yang mengalami luka berat 26 orang dan luka ringan 82 orang yang sudah menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo sudah mengunjungi lokasi terdampak erupsi Semeru, Selasa (7/12). Dalam kunjungannya, Jokowi berencana merelokasi lebih dari 2.000 rumah warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Relokasi dilakukan karena rumah warga terdampak erupsi Semeru, Sabtu (4/12). Jokowi mengatakan relokasi akan dilakukan setelah keadaan membaik. Saat ini, pemerintah berfokus menangani korban luka dan mencari korban hilang.
“Kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali. Tadi saya dapat laporan kurang lebih 2.000-an rumah,” kata Jokowi di Lumajang, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (7/12).
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah tengah mengkaji membuat jembatan darurat sementara untuk menghubungkan jalur Lumajang-Malang yang terputus.
“Supaya maksudnya agar terhubung antara Malang dengan Lumajang terutama untuk penanganan korban,” ujar Muhadjir dalam keterangan resminya yang dikutip Selasa (7/12).
(*)
sumber: CNN Indonesia | Republika.co.id