KEPALA Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan bahwa BP Batam memiliki fokus pembangunan yang terukur untuk periode 2020-2024. Ada 4 sektor prioritas yang akan menjadi fokus pengembangan pada tahun 2023. Hal tersebut diungkapkannya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (6/6) lalu.
“Keempat sektor tersebut antara lain industri manufaktur, industri jasa, pengembangan pariwisata dan pengembangan logistik,” ungkapnya.
Menurut Rudi, pengembangan 4 sektor tersebut diperlukan dalam rangka mendukung keberhasilan capaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang menjadi tanggung jawan BP Batam.
Berkaca dari sisi realisasi penerimaan, BP Batam memang mengalami kemajuan dalam dua tahun terakhir, dimana pendapatan negara bukan pajak (PNBP) pada periode Januari-Mei 2022 lebih tinggi 56 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021, yakni sebesar Rp 762 miliar (2022) dari Rp 488,9 miliar.
“Dalam sisa waktu tahun 2022, BP Batam akan mempercepat realisasi penerimaan PNBP dan menggesa proses pencairan anggaran, pengadaan dan realisasi berbagai kegiatan yang telah direncanakan,” imbuhnya.
Untuk mendukung kegiatan pengembangan sektor prioritas, BP Batam mendapat kucuran dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1,72 triliun, serta usulan penambahan pendanaan Rupiah murni sebesar Rp 386 miliar.
“Persetujuan tersebut dengan rincian untuk pagu indikatif BP Batam sebesar Rp 1,7 triliun, dengan usulan tambahan anggaran 2023 yang diajukan sebesar Rp 386 miliar untuk mendanai kegiatan prioritas nasional di BP Batam,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Y Manurung.
Berdasarkan penelusuran GoWest Indonesia, anggaran BP Batam tahun 2023 mengalami penurunan dibanding dua tahun terakhir, dimana tahun 2022 sebesar Rp 2,27 triliun dan tahun 2021 sebesar Rp 2 triliun (leo).