Kota Kita
Catat! Seluruh Wilayah Kepri Bisa Melihat Gerhana Bulan Total 8 November

BADAN Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menyebutkan, fenomena gerhana bulan total yang diperkirakan terjadi pada tanggal 8 November 2022 dapat dilihat dari seluruh wilayah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Analis dan Prakirawan BMKG Hang Nadim Batam, Nizam Mawardi, mengatakan fenomena tersebut dapat dilihat di Indonesia bagian barat. “Kepri merupakan wilayah Indonesia bagian barat. Tentunya Kepri juga bisa melihat fenomena tersebut, termasuk Natuna dan Anambas yang ada di bagian utara juga bisa melihat gerhana itu,” kata Nizam, Rabu (2/11/2022).
Nizam menjelaskan, untuk waktu kemunculan gerhana bulan total di wilayah Kepri diperkirakan akan terjadi pada waktu sore hari atau sore menjelang malam hari.
“Di wilayah Kepri gerhana bulan total akan muncul bersamaan dengan waktu terbit bulan,” katanya.
Fenomena alam ini juga bisa dinikmati di berbagai tempat asalkan tidak terkendala oleh cuaca seperti tertutup awan atau hujan.
“Di mana saja bisa, yang penting tidak tertutup awan atau hujan. Karena berlangsungnya itu menjelang malam, kalau tidak ada kendala akan terlihat jelas,” ucapnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan fenomena gerhana bulan total dapat diamati dari Indonesia pada 8 November 2022.
“Durasi totalitas gerhana bulan total pada 8 November 2022 ini akan berlangsung selama satu jam 25 menit 44 detik,” demikian informasi yang dikutip dari situs BMKG pada Rabu (2/11/2022).
Dijelaskannya, gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Gerhana bulan total terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi sejajar. Hal ini membuat bulan masuk ke umbra (bayangan inti) bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah.
Sebelumnya, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Andi Pangerang, menyampaikan, seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Bengkulu dapat mengamati puncak gerhana bulan total tersebut.
“Dampak dari gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama maupun bulan baru,” katanya.
(*)
Sumber: Antara