DALAM upaya mengurangi sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang mengolah sampah plastik jadi paving blok.
Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Riono menjelaskan sampah yang diolah menjadi paving blok itu merupakan sampah plastik yang tidak lagi dipungut oleh pemulung dan tidak dibeli oleh bank sampah seperti kantong plastik.
“Kantong plastik itu sampai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sana tidak ada yang mungut,” kata Riono pekan ini.
Menurutnya, sampah plastik itu lebih baik diolah menjadi barang bermanfaat. Proses olahannya, kantong kresek itu dilakukan dengan cara dipanaskan lalu mencair, kemudian dicampur dengan pasir terakhir dimasukkan ke dalam cetakan.
“Itu sudah kita produksi sejak tiga minggu kemarin dan menghasilkan 400-500 paving blok,” sebut Riono.
Saat ini, kata Riono sedang dilakukan uji coba kekuatan tekanan paving blok. Akan dibandingkan kekutan antara paving blok yang terbuat dari semen dan terbuat dari campuran plastik dan pasir serta paving blok dengan bahan plastik saja.
Dari segi pembakaran, pihaknya juga tidak membeli karena sudah menggunakan gas metan dari sampah. Sehingga dalam proses produksi jauh lebih murah.
“Di Sei Ladi, Senggarang sekarang ada yang produksi alat, kalau sudah jadi nanti kami gandeng mereka,” pungkasnya.
Kemudian, untuk pemasaran saat ini belum dibahas lebih jauh, Riono mengatakan, pihaknya sudah membicarakan dengan salah satu pihak yang akan menampung bila nantinya sudah diproduksi secara banyak.
“Sudah kita komunikasikan dengan ketua Real Estate Indonesia (REI) Tanjungpinang, jika berjalan baik, maka kami produksi, REI yang nampung,” ucap dia.
Riono berharap upaya pengurangan sampah melalui paving blok itu berjalan dengan baik, permasalahan sampah bisa teratasi dengan baik,” tambahnya.
(*gas)