EPIDEMIOLOG menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih perlu diberlakukan selama status pandemi Covid-19 belum dicabut, sehingga masyarakat tetap hati-hati.
Menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, situasi pandemi di Indonesia saat ini semakin baik. Namun, kata dia, berbicara mengenai pandemi terkendali harus berhati-hati.
“Bahwa situasi semakin baik, iya. Tapi bicara terkendali saya kita harus hati-hati dulu mengatakannya, karena kalau membandingkan kasus infeksi ya kita tidak bisa membandingkan dengan negara lain karena testing kita rendah,” kata Dicky kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).
“Saat ini yang kita hadapi adalah Omicron dan varian-variannya yang angka reproduksinya tinggi,” sambungnya.
Dicky memaparkan tingkat penularan varian Omicron cukup tinggi. Dia menyebut angka reproduksi varian Omicron mendekati 10. Namun demikian, memasuki tahun ketiga pandemi Corona, hal esensial yang perlu diperhatikan bukan lagi angka reproduksi Covid-19, namun tingkat keparahan penyakit hingga kasus kematian.
“Yang lebih esensial untuk dilihat adalah tingkat keparahan, hunian rumah sakit dan kematian tentu, dan karakter dari virus yang tentu ini dilihat dari hasil surveilans genomik, itu di saat ini,” katanya.
Dorong Vaksinasi Booster Ditingkatkan
Selain itu, yang perlu terus ditingkatkan adalah membangun imunitas masyarakat melalui vaksinasi dosis ketiga atau booster. Dicky menyebut vaksinasi booster dinilai lebih efektif sebagai proteksi terhadap virus Corona varian Omicron.
“Dalam konteks era Omicron yang turunannya, tiga dosis ini yang lebih diharapkan bisa melindungi publik dengan imunitas atau proteksinya. Ini yang tentunya masih jadi PR kita bicara dosis ketiga,” tutur Dicky.
“Tapi kalau disebut sekali lagi terkendali saya sih belum confidence lah ya untuk mengatakan itu, bahwa iya mendekati itu, iya, on track-nya iya,” imbuhnya.
Minta Pemerintah Hati-hati
Dicky menyarankan agar pemerintah hati-hati dalam menyikapi transisi dari pendemi ke endemi. Dia menilai pemerintah tidak terburu-buru.
“Yang menjadi permasalahan saat ini di masa transisi ini kita harus sangat hati-hati dalam menyikapi situasi ini dengan tidak terburu-buru, bahwa ada pelonggaran-pelonggaran iya, bahwa ada pergeseran dari sifatnya dari mandatory menjadi tanggung jawab individu setiap masyarakat iya, tetapi ingat di dalam proses itu ada peran pemerintah, dengan cara apa? membangun literasi,” jelasnya.
Menurut Dicky, literasi mengenai cara menyikapi pandemi Corona ini harus digencarkan kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat mengetahui situasi dan kondisi saat melepas masker.
Minta PPKM Terus Diterapkan
Dicky menyepakati, kinilah saatnya untuk melakukan pergeseran dalam merespons virus Corona. Namun dia menyarankan PPKM terus diterapkan sebelum status pendemi dicabut secara global. Sebab, kata Dicky, PPKM adalah payung dari intervensi-intervensi pemerintah dalam menangani wabah seperti aturan mengenai vaksinasi, penerapan protokol kesehatan 5M hingga kebijakan tracing, testing dan treatment.
“Nah selama statusnya masih pandemi ya saya melihat status PPKM itu ya harus ada, tapi kan tidak harus ketat, kan sekarang pelonggarannya sudah banyak dan sekarang kan ada. Tapi itu yang mengingatkan publik ini masih pandemi lho, jadi jangan terlalu abai. Kalau namanya pandemi belum dicabut ya situasi memburuk bisa terjadi,” katanya.
Dicky menyebut PPKM dan pandemi sangat berkaitan erat. Oleh sebab, itu dia berharap PPKM terus diterapkan namun dengan pelonggaran.
“Saya dalam posisi melihat keterkaitan dari PPKM dengan status pandemi itu erat, karena dia payung masalahnya, payung untuk intervensi dalam status pandemi, 3T, 5M, vaksinasi, jadi kayak jangkar terakhir lah, kan PPKM juga bukan dibatasi, makanya status PPKM itu diadakan tapi bisa diturunkan kan dengan katakanlah PPKM ini sekarang kita hanya ada di level satu dan 2 saja, 3-4 sudah nggak ada, atau bahkan level 1 aja, bahkan bisa 1A, 1B,” jelasnya.
Pernyataan KSP soal Kondisi Pandemi
Kantor Staf Presiden (KSP) sebelumnya menyebut situasi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin terkendali. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, menekankan kebiasaan hidup sehat harus menjadi tanggung jawab setiap individu dan tidak lagi dipaksa-paksa.
“Pandemi semakin terkendali, artinya kebiasaan hidup sehat kembali menjadi tanggung jawab setiap individu. Tidak perlu lagi masyarakat diawasi, apalagi dipaksa-paksa, seperti pemakaian masker atau lainnya,” kata Abraham dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6/2022).
(*)
sumber: detik.com