PERALIHAN format media dari cetak ke digital terus berlangsung. Angin perubahan ini bertiup dari Amerika Serikat.
Puncaknya, salin rupa majalah legendaris Newsweek dari edisi cetak ke versi digital awal Januari 2013.
Data dari Alliance for Audited Media mencatat hingga pertengahan 2012, terdapat sebanyak 287 majalah digital yang terbit di Amerika Serikat. Sebagian besar di antaranya sudah menggunakan sistem berbayar.
Jumlah pelanggan media digital di AS, menurut AAM, mencapai 5,1 juta orang. Dalam laporan itu disebutkan, edisi digital majalah People dilanggani 3.563.036 orang. Sedangkan pelanggan edisi digital majalah Cosmopolitan mencapai 3.017.834.
Angin perubahan itu kini terbang melintasi benua. Ia sampai di Australia. Sejumlah koran di negara bekas koloni Inggris itu menyiapkan siasat baru menghadapi perubahan pasar media. “Sama seperti media massa di negara-negara lain, media cetak Australia mengalami perubahan. Banyak pembaca yang beralih dari edisi cetak ke edisi digital,” kata Stuart Parker, seorang editor The Australian edisi online.
The Australian adalah surat kabar dengan oplah tertinggi di Australia, 135.000 eksemplar per hari kerja dan 305.000 eksemplar untuk edisi akhir pekan.
Sirkulasinya menyebar ke seluruh negara bagian di negeri kanguru. Sejak 2010, The Australian mulai melayani pembacanya secara digital dengan membuat aplikasi khusus untuk tablet dan smartphone. Koran digital itu dikerjakan sekitar 20 orang staf.
Langkah itu lantas diikuti surat kabar lain di Austrralia. “Para pengelola surat kabar menilai bahwa penyebaran berita lewat Internet ini sangat efektif dan efisien untuk menjangkau banyak pembaca di manapun. Itulah sebabnya media kami pun kian serius menggarap edisi online,” kata Parker.
Kenapa digital? Dengan beralih ke versi digital, pengelola media telah melakukan penghematan lebih dari 50 persen biaya produksi dan distribusi yang mereka keluarkan selama menerbitkan edisi cetak. Versi digital tidak menggunakan kertas yang harganya makin mahal. Karena itu, tidak pula perlu loper yang harus digaji untuk melemparkan majalah atau surat kabar ke rumah pelanggan. Tanpa menggunakan tenaga sirkulasi, majalah atau koran digital justru bisa menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Pembaca dapat mengakses di manapun dan kapanpun.
Dari sisi tampilan, versi digital jauh lebih menarik. Majalah atau koran digital tidak saja berisi teks dan gambar, tapi juga dapat menampilkan grafik, bunyi, dan video secara terpadu dan sinkron, sehingga lebih hidup seperti halnya televisi.
Pembaca yang ingin menyimpan edisi yang berisi artikel-artikel penting bagi mereka, juga lebih dimudahkan. Menyimpan majalah atau koran digital tidak memerlukan sebuah ruang atau tempat yang luas seperti halnya media cetak. Semua bisa diunduh dalam format PDF dan disimpan di dalam komputer atau tablet pembaca.
Martha Rotter, pendiri Woop.ie, dalam tulisannya tentang 10 langkah membuat media digital, mengatakan pembaca media digital terus mengalami pertumbuhan. “Ini adalah saat yang menggembirakan bagi media publikasi digital. Keberadaan perangkat seperti yang dibuat Apple sangat membantu konsumen untuk menemukan secara mudah apa yang sebenarnya mereka butuhkan.”
Kendati begitu, kata Rotter, perkembangan yang menggembirakan itu bukan berarti tanpa hambatan. Perubahan atau perkembangan teknologi hardware dan software terjadi setiap hari. Itu artinya, para pengelola media digital yang ingin menjangkau pembaca seluas-luasnya, mau tak mau, harus mengikutinya. Sebab, para pembaca juga selalu mengikuti perubahan tersebut. (*)