ENAM orang mojang dan jajaka Kabupaten Bandung melenggok indah diatas catwalk. Dengan menggunakan celana jeans asli Kutawaringin para mojang jajaka tersebut memeriahkan acaraFashion Show Celana Jeans di Lapangan Upakarti, Soreang, Kabupaten Bandung.
Fashion Show tersebut digelar untuk menyosialisasikan penggunaan celana jeans di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung yang dicanangkan oleh Bupati Bandung Dadang M. Naser.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Sofian Nataperwira seperti dilansir laman bandungekspres.co.id mengatakan, fashion show ini digelar untuk menaikan produk jeans Kabupaten Bandung kepada kahalayak.
”Sejalan dengan adanya kebijakan ini semoga perekonomian para UKM khususnya para UKM jeans di Kabupaten Bandung dapat terbantu,” katanya.
Acara ini digelar oleh Koperasi Dinas PU Binamarga yang bekerjasama dengan Kampung Jeans Kutawaringin Kabupaten Bandung. Selain itu, Kepala Bidang PU Binamarga Zeis Zultaqwa berujar, dengan digelarnya acara tersebut nama jeans Kabupaten Bandung terangkat.
”Mudah-mudahan dengan kebijakan tersebut nama jeans di Kabupaten Bandung terangkat,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung Popi Hopipah dikutip dari pojoksatu.id menggadang-gadang usaha konveksi rumahan yang banyak tersebar di daerahnya, terutama di wilayah Soreang masih dalam keadaan prima.
Bahkan, produksi tekstil oleh perajin konveksi itu dinilai stabil, tak mengalami penurunan omset sampai dengan saat ini.
DIA mengatakan, sampai saat ini, pihaknya tidak menerima laporan adanya penurunan omset dari para pelaku usaha konveksi. Bahkan biasanya, kata dia, beberapa bulan menjelang puasa dan lebaran pengusaha selalu kebanjiran order yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
”Kami memang belum menerima laporan soal penurunan omset ini. Tapi kami yakin kondisi usaha konveksi masih tetap stabil, apalagi mau mendekati bulan puasa. Tapi akan kita lihat di Juni nanti, kalau sekarang kan baru akan masuk Mei, jadi masih ada waktu. Kalau sekarang kami belum melakukan pendataan, berapa pesanan yang masuk,” kata Popi belum lama ini.
Meski begitu, Popi mengakui, untuk usaha pembuatan kerudung, memang terdapat penurunan omset. Ini terjadi karena banyaknya serbuan produk serupa dari negeri tirai bambu alias Tiongkok.
Produk asal Tiongkok ini, harganya memang jauh lebih murah ketimbang kerudung produk lokal. Sehingga, omset perajin kerudung di Soreang mengalami penurunan.
”Memang yang terlihat sedikit goyang itu produksi kerudung. Karena saat ini banyak barang serupa dari Tiongkok yang memang terlihat lebih bagus. Tapi ini juga dampaknya belum ekstrim lah,” ujarnya.
Secara umum, lanjut Popi, serbuan produk tekstil seperti pakaian dan lainnya dari Tiongkok itu, memengaruhi produksi konveksi di Kabupaten Bandung, khususnya di daerah Soreang dan sekitarnya. ***