SUB varian Omicron atau BA.2 diprediksi akan lebih banyak terdeteksi di masa mendatang. Alasannya, sub varian BA.2 lebih mudah menular dibandingkan sub varian BA.1.
Saat ini, selain Covid-19 varian Omicron yang tengah merebak di Indonesia hingga membuat lonjakan kasus tiap harinya, sub varian Omicron juga ikut ‘ngegas’ belakangan ini.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sub varian BA.2 atau dijuluki ‘Son of Omicron’ sudah ada 332 kasus yang teridentifikasi di Indonesia.
“Sudah ada 332 kasus ya,” beber dr Siti Nadia Tarmizi, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, saat dihubungi detikcom Jumat (4/3/2022).
Adapun dua gejala baru yang dilaporkan berbeda dengan strain aslinya (BA.1). Berdasarkan laporan Krem 2 News, U.S National Library of Medicine membeberkan dua gejala Son of Omicron atau BA.2 yang berupa pusing dan kelelahan.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sub varian Omicron lebih menular 30 persen daripada strain aslinya.
Sementara itu, ahli kesehatan dari Spokane Regional Health District (SRHD) Health Francisco, Velazquez, mengungkapkan gejala sub varian Omicron BA.2 kerap datang bersamaan dengan beberapa keluhan umum pasien Omicron (BA.1), yaitu bersin, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek.
“Waspada jika merasa pusing dan kelelahan. Infeksi sebelumnya dari varian Omicron (BA.1) juga tidak memberikan kekebalan untuk varian BA.2,” terangnya, sambil menekankan perlunya vaksinasi booster, demi mencegah risiko rawat inap hingga kematian.
(*)
sumber: detik.com