Hubungi kami di

Pendidikan

Kadisdik: SMA/SMK Sederajat di Kepri Mulai Terapkan Kurikulum Merdeka

Terbit

|

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Andi Agung. F. Dok. Humas Pemkot Batam

KEPALA Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Kepulauan Riau Kepri, Andi Agung, menyampaikan sudah hampir seluruh sekolah tingkat SMA/SMK/SLB sederajat di Kepri menerapkan Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2022/2023.

Andi mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Maka, penerapan Kurikulum Merdeka di setiap satuan pendidikan tetap menyesuaikan dengan kesiapan dan kondisi sekolah tersebut.

“Penerapan Kurikulum Merdeka tidak boleh dipaksakan, di mana sekolah masih boleh memilih kurikulum yang relevan dengan kondisi mereka sekarang, misalnya kurikulum 2013,” kata Andi di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Kamis (25/8/2022).

BACA JUGA :  Anak-anak dari Mombabyandkidsclub Mendapat Edukasi Bahaya Kebakaran

Secara bertahap, lanjutnya, memang mendorong semua sekolah di Kepri dapat melaksanakan Kurikulum Merdeka, sebab kurikulum ini mengedepankan model pembelajaran lebih maju dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pihaknya juga sangat mendukung sekolah dan guru untuk melakukan refleksi kesiapan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. “Pembiayaan Kurikulum Merdeka dapat bersumber dari bantuan dana operasional sekolah (BOS),” ujarnya.

Menurut dia Kurikulum Merdeka adalah kurikulum sekolah yang mengacu pada pertumbuhan bakat dan minat peserta didik.

Dengan kurikulum ini, peserta didik dapat memilih pelajaran yang dikehendaki sesuai minat dan bakatnya dengan pendekatan pembelajaran pembelajaran berbasis proyek atau project base learning (PBL).

BACA JUGA :  Bawaslu Kepri Sosialisasi Mekanisme & Prosedur Penyelesaian Sengketa Pemilu 2024

“Dengan pendekatan ini, masa depan anak didik tidak ditentukan sekolah, tapi oleh anak itu sendiri,” ucap Andi.

Lebih lanjut Andi menyampaikan guru juga diberikan keleluasaan dalam mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.

Ia mencontohkan di pembelajaran bidang pertanian, peserta didik tingkat PAUD diajarkan mengenal tanaman. Sementara itu, anak didik di tingkat SMP sudah diajarkan cara menanam.

“Artinya, pembelajaran itu sesuai dengan fase peserta didik,” ujar Wartanto.

(*)

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook