MANTAN Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengklarifikasi pernyataan soal klaim Kepulauan Riau (Kepri) bagian dari Malaysia di wilayah Johor. Mahathir mengatakan laporan media yang mengutip pernyataannya tersebut tidak akurat.
Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2022), politikus berusia 96 tahun ini pun menyampaikan penjelasan soal maksud ucapannya itu.
“Saya tidak meminta Malaysia untuk mengklaim tanah yang telah kami hilangkan. Saya mencoba untuk menunjukkan bahwa kami sangat khawatir kehilangan batu seukuran meja, tetapi tidak pernah tentang bagian yang lebih besar dari Malaysia, ketika mereka diambil dari kami,” kata Mahathir dalam keterangan tertulis, Kamis (23/6/2022).
Ucapan kontroversial Mahathir itu disampaikan saat dia berbicara dalam sebuah acara yang digelar sejumlah organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu di Selangor, Malaysia, pada Minggu (19/6) waktu setempat. Acara itu diberi judul ‘Aku Melayu: Survival Bermula’.
“Saya mencoba untuk menunjukkan bahwa kami sangat khawatir kehilangan batu ‘seukuran meja’ tetapi tidak pernah tentang bagian yang lebih besar dari Malaysia, ketika mereka diambil dari kami,” tambahnya.
Penjelasan itu dimaksudkan menyindir masalah internal pemerintah Malaysia dengan Kesultanan Johor, yang mengurusi soal sengketa Batu Puteh, wilayah yang diperebutkan dengan Singapura.
“Kehilangan Pulau Batu Puteh bukanlah masalah besar. Adalah kesalahan Pemerintah Johor untuk menyangkal bahwa (Pulau) Batu itu milik Johor. Seandainya penolakan itu tidak dilakukan, tidak akan ada perselisihan sekarang,” jelasnya.
Diketahui bahwa Pulau Batu Puteh atau Pedra Branca ditetapkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusan tahun 2008 lalu sebagai milik Singapura.
Dalam penjelasannya, Mahathir juga membahas soal Pulau Sipadan dan Ligitan yang pernah menjadi sengketa antara Malaysia dan Indonesia. ICJ dalam putusan tahun 2002 menyatakan Sipadan dan Ligitan milik Malaysia dan bukan Indonesia.
Mahathir menilai masuknya kedua pulau itu menjadi milik Malaysia patut disyukuri. Dia juga berterima kasih kepada Indonesia yang tidak mempermasalahkan keputusan ICJ yang menegaskan Sipadan dan Ligitan milik Malaysia.
“Kita patut bersyukur pengadilan dunia menganugerahkan Pulau Ligitan dan Sipadan kepada kita. Mereka jauh lebih berharga daripada Pulau Batu Puteh, hanya sebuah singkapan batu,” ucapnya.
“Kita patut bersyukur bahwa Indonesia tidak mempermasalahkan penghargaan tersebut. Sungguh, kita tidak bersyukur atas keuntungan kita,” imbuh Mahathir.
Pernyataan kontroversial Mahathir itu pertama kali dimuat oleh media Singapura, Straits Times.
(*)
sumber: detik.com