Budaya
Malam Takbir Idul Fitri | Disbudpar Batam Gelar Festival Lampu Colok

SAAT Hari Raya Idul Fitri atau disebut dengan lebaran , banyak tardisi dan budaya yang dilakukan umat muslim Melayu Kota Batam.
Selain bersilaturahmi saling berkunjung kerumah sanak family, ada juga budaya makan berhidang setelah melaksanakan sholat Idul Fitri.
Selain itu, ada tradisi lain yakni malam 7 likur yang dilaksanakan di malam 27 bulan Ramadan. Adapun rangkain acara 7 lingkur ini yaitu memasang lampu colok yang bermakna ikut bergembira menyambut Hari Raya Idul Fitri.
“Lampu colok ini dipasang jelang tiga hari lebaran sampena malam Lailatul Qadar,” kata Ardiwinata Kadis Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, belum lama ini.
Bahan membuat lampu colok yakni sumbu, minyak tanah, dan bekas kaleng minuman.
“Adanya lampu colok ini mengingatkan kita merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Ada anak-anak main petasan juga,” ujarnya.
Kemudian melaksanakan shalat Tarawih di masjid dan membaca doa selamat dan menikmati juadah setiap rumah warga.
“Setelah shalat Tarawih, jamaah dari masjid tadi datang ke rumah warga baca doa selamat makan kue, macam-macam ada kue bangkit, wajik bersira,” terangnya.
Ia menyampaikan saat kenduri itu, kegiatannya bisa berlangsung sampai waktu subuh. Tujuan dari tradisi ini ialah sebagai ajang silaturrahmi masyarakat Melayu.
Tiba Hari Raya Idul Fitri, kata Ardi semua memakai pakaian Melayu. Bagi ibu-ibu membawa makanan ke masjid untuk makan berhidang, untuk satu hidangan makanan itu diisi empat orang. Selain menjaga silaturahmi kegiatan ini sangat dinanti bagi masyarakat yang merantau.
“Tentulah, saat mereka pulang kampung meraka yang merantau ingin merasakan makan berhidang,” ujarnya.
Tradisi masih terus dilaksanakan, tepatnya di Kampung Melayu Batu Besar, Nongsa. Dan tembal lain Setelah makan berhidang, berkunjung ke rumah warga. Namun menariknya kunjungan dari hari pertama sampai ketiga Hari Raya Idul Fitri dipersilahkan untuk anak-anak. Tujuannya supaya anak-anak tersebut dapat mengenal dan melestarikan tradisi ini.
“Hari pertama, kedua, ketiga untuk anak-anak. Para orang tua bertanya kepada anak-anak yang datang tentang puasa sambil bagikan duit raya. Bagi orang dewasa malamnya bisa berkunjung,” ucapnya.
Ardi juga menambahkan, kota Batam memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui. Salah satunya, tradisi saat jelang Idul Fitri seperti lampu colok ini, dan ada dalam PPKD Kota Batam.
Saat malam Idul Fitri, Pemerintah Kota (Pemko) Batam menggelar pawai takbir keliling. Gema takbir berkumandang dan sejumlah kendaraan hias ikut memeriahkan Gema Idulfitri tingkat Kota Batam.
Dalam kegiatan ini, Disbudpar Kota Batam juga akan menggelar Festival Lampu Colok. Dimana tujuanya, untuk menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi yang sudah ada di masyarakat, khusus suku melayu di Batam.
Pawai takbiran tersebut rencananya akan dilepas langsung oleh Wakil Wagub Kepri, Marlin Agustina, dan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Ardi mengajak masyarakat Kota Batam ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Kota Batam sehingga tetap lestari hingga anak cucu nanti.
“Ayo kita cintai budaya kita, sehingga budaya kita tetap lestari,” pintanya.
(*/zah)