Khas
Nyak Sandang, Obligasi Pertama dan Jokowi

Terbit
4 tahun yang lalu|
Oleh:
Hadis HamzahNYAK Sandang adalah pemilik bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950. Ia salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Berawal dari tahun 1948 saat Presiden Soekarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.
Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kilogram emas murni untuk membeli dua pesawat terbang.
Diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002, dua pesawat inilah cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Nyak Sandang, adalah seorang warga Gampong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kebupaten Aceh Jaya, Aceh, adalah salah satu masyarat Aceh penyumbang dana. Bukti pembayaran berupa kuitansi masih disimpannya sejak diterima pada 1950 lampau dan masih utuh hingga kini.
Nyak Sandang mengatakan dulu ketika Indonesia masih susah, mereka membantunya.
Kini ia berharap Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo peduli akan nasib mereka. Ia berharap bisa berjumpa presiden.
Ternyata keinginan Nyak Sandang terpenuhi. Ditemani dua anaknya Maturidi dan Khaidar, mereka terbang dari Aceh kemarin untuk menjadi tamu presiden.
Di Istana Negara, Jokowi menerima mereka.
“Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang yang selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.
Dalam pertemuannya dengan Kepala Negara ini Nyak Sandang pun mengutarakan beberapa permohonan kepada Presiden. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak.
“Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya,” jawab Presiden.
Selain itu, Nyak yang berusia 91 tahun pun meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Presiden pun menjawab bahwa nanti akan dikirimkan tim untuk mengecek kondisi di sana.
Permintaannya yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji.
“Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” lanjut Maturidi.
Terkait hal ini, Presiden mengatakan bahwa dirinya akan mengupayakannya dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Presiden pun menawarkan untuk umroh terlebih dahulu.
“Mengingat haji kan ada antriannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Presiden.
Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden.
Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden. “Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” kata Nyak Sandang.
Bahkan, Presiden Jokowi memposting peristiwa pertemuannya dengan Nyak Sandang di akun instagramnya.
A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on
Sumber : Kementerian Sekretariat Negara / Instagram @jokowi



Ansar Ahmad ajak Mubaligh Jadikan Bakomubin Sebagai Ladang Amal dan Kebaikan

Capaian Imunisasi Dasar Rendah, Dinkes Kepri Dorong Posyandu Aktif

Resmi! Christophe Galtier Jadi Pelatih Baru PSG

Ratu Film Horor Shareefa Daanish Berburu Barang Seken di Batam

393 Ekor Kambing Asal Lampung Tengah Mati saat Tiba di Batam

SK Terbit, 60 Pegawai BP Batam Resmi Jadi Pegawai PT Bandara Internasional Batam

Malaysia Open 2022: 12 Wakil Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar

Libur Sekolah, Satgas Ingatkan Warga Kepri Waspada Penularan Covid-19

Kepri Tambah 1 Kasus Positif Covid-19, Nasional 2.248 Kasus

Dua Minggu Lagi, Naik Pesawat Wajib Vaksin Booster

Sebaran
- SEIRING kasus Covid-19 makin melandai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) tidak la180 Sebaran
- PEMERINTAH melakukan uji coba pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar melalui a240 Sebaran
- SEBANYAK 467 nama dalam daftar pemilih di Kabupaten Bintan pada Juni 2022 dicoret oleh Komisi Pemili270 Sebaran
- PERAIRAN di sekitar Pulau Nicoi, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ditetapkan sebag270 Sebaran
- PROVINSI Kepulauan Riau (Kepri) siap menjadi penghubung ekspor berbagai komoditas dari provinsi lain330 Sebaran