PM Malaysia Mahathir Mohamad akan membatalkan rencana membangun jaringan kereta api cepat Singapura-Kuala Lumpur.
Rencana ini diambil Mahathir untuk mengatasi masalah finansial yang kini sedang mendera Malaysia.
Sebelumnya, Mahathir mengatakan utang negara membengkak di bawah pemerintahan Najib Razak.
“Kami harus menunda beberapa proyek yang tak terlalu diperlukan, contohnya kereta api cepat, yang akan menghabiskan biaya 110 miliar ringgit(Rp 386 triliun) dan tidak menghasilkan uang satu sen pun bagi kami,” ujar Mahathir kepada harian The Financial Times.
Proyek itu akan dibatalkan,” kata Mahathir di laman itu.
Mahathir mengatakan, Malaysia dan Singapura memang telah memiliki perjanjian untuk membangun jalur kereta ini.
“Kami harus berbicara dengan Singapura soal rencana pembatalan proyek ini,” ujar Mahathir.
Sejauh ini, belum didapat komentar dari Kementerian Perhubungan Singapura terkait rencana Mahathir itu.
Pernyataan Mahathir ini nampaknya akan mengagetkan Singapura yang dengan cemas mengamati dampak kembalinya Mahathir terhadap hubungan kedua negara.
Di masa Mahathir menjabat perdana menteri lebih dua dekade lalu, hubungan Malaysia dan Singapura tak pernah terlalu mesra.
Singapura dan Malaysia menandatangani proyek pembangunan kereta cepat ini pada 2016.
Setelah itu sejumlah perusahaan memasukkan proposal untuk terlibat dalam pembangunan jalur kereta api sepanjang 350 kilometer yang awalnya dijadwalkan rampung pada 2026.
Perusahaan-perusahaan China kemungkinan besar akan mendapatkan proyek ini karena hubungan Malaysia-China bagus di masa Najib.
Kereta api ini nantinya diharapkan bisa memangkas durasi perjalanan darat antara kedua negara menjadi hanya 90 menit.
Tapi sepertinya, harapan itu batal untuk diwujudkan.