PROTES warga di kota-kota besar AS terhadap kemenangan presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump telah terjadi secara mendadak dan diorganisasi dengan cepat oleh pemuda Amerika dengan beragam latar belakang.
Namun, mengingat mereka melihat dalam empat tahun ke depan Trump akan di Gedung Putih, sementara partainya menguasai parlemen, para aktivis mulai mempersiapkan apa yang mereka harapkan menjadi protes terkuat sejak gerakan Menduduki Wall Street beberapa waktu lalu.
Unjuk rasa dijadwalkan akan digelar pada pada Sabtu (12/11/2016) di New York dan Los Angeles, serta protes juga direncanakan di Washington pada 20 Januari 2017, ketika hari pertama pebisnis New York itu menggantikan Presiden Barack Obama, kata para aktivis.
Pendeta Al Sharpton, seorang pemimpin hak-hak sipil dari New York, mengatakan pengunjuk rasa anti-Trump harus “meminjam lembaran” yang digunakan Partai Republik untuk menentang kebijakan Obama.
Gerakan tersebut yang dimulai dengan “organik”, kemudian dikembangkan sebagai gerakan “Pesta Teh” dan akhirnya mengakibatkan terpilihnya Trump, kata Sharpton, yang juga menyebutkan Jaringan Aksi Nasional berencana untuk mengorganisir usaha baru di New York pada hari Sabtu.
“Kami tidak akan seburuk mereka, tapi kami akan sama gigihnya. Ini tidak akan menjauh,” kata Sharpton.
Protes yang cukup besar bermunculan pekan ini di puluhan kota besar AS, termasuk Boston, Baltimore dan San Francisco. Bahkan demonstrasi di Portland, Oregon, dan Berkeley, California, berubah menjadi kekerasan, dengan pengunjuk rasa melakukan pembakaran dan bentrok dengan kepolisian.
Pada awalnya, Trump “membubarkan” kerumunan tersebut di Twitter dan menyebut mereka sebagai pengunjuk rasa profesional dan terpengaruh media. Namun kemudian berbalik arah dengan mengatakan ia mengagumi “semangat” mereka.
Sekitar 59,5 juta orang memilih Trump, lebih rendah dari yang memberikan suara untuk Clinton yang berada di angka 59,7 juta orang. Tapi Trump kuat di negara bagian yang mengambang, termasuk Michigan yang membuatnya mendapatkan kemenangan menentukan dalam “Electoral College” dan pada akhirnya terpilih sebagai presiden.
Penentang presiden terpilih menyebut Trump memiliki sejarah sebagai pemimpin gerakan “Birther” yang mengklaim secara salah bahwa Obama tidak pernah lahir di Amerika Serikat, berjanji untuk mendeportasi sekitar 11 juta imigran gelap di negara itu dan menyerukan untuk pencatatan warga Muslim.
Para anggota Koalisi ANSWER, kelompok protes yang ada di seluruh AS, telah melakukan aksi protes pekan ini dan bertujuan untuk menarik puluhan ribu orang untuk berunjuk rasa anti-Trump di hari peresmiannya, kata seorang organisator, Walter Smolarek.
“Orang-orang akan melawan agenda Trump sejak hari pertamanya,” kata Smolarek.
Ia juga mengatakan kelompok tersebut berencana untuk terus menjalankan protes selama jangka empat tahun Trump memimpin Amerika. ***